Valas online kali ini akan membahas mengenai cara broker nakal melakukan penipuan. Trading pada broker yang aman merupakan komponen utama yang harus Anda pastikan jika ingin mendapatkan keberhasilan. Bayangkan saja jika Anda sudah memiliki strategi dan psikologi trading yang dinilai cukup matang, ternyata broker Anda berbuat curang. Semua kerja keras Anda akan menjad sia-sia. Karena bagaimanapun, fasilitas trading seperti kuotasi harga, platform dan melakukan eksekusi order itu disedikan oleh para broker. Sehingga tidak heran jika broker memiliki niat buruk untuk memanipulasi trading milik klien. Untuk itu sebaiknya Anda mengetahui beberapa cara broker melakukan penipuan.
Baca juga : 4 Strategi Umum Untuk Pelaku Trading Aktif
- MENGGUNAKAN STRATEGI LOSS HUNTING
Stop loss merupakan fitur yang ada pada platform Metatrader yang kerap kali dimanfaatkan oleh para trader. Umumnya, stop loss adalah nilai batasan suatu harga terendah yang telah ditentukan untuk membatasi terjadinya kerugian. Ketika pergerakan harga telah menyentuh nilai yang sudah ditentukan, secara otomatsi sistem akan menutup posisi atau order tersebut.
Dengan memasangkan stop loss artinya trader harus siap jika terjadi kerugian. Untuk para trader keputusan menaruh stop loss merupakan pilihan yang cukup buruk dan tidak nyaman. Sebab mereka telah mendapatkan kerugian yang akan terjadi. Hanya saja dengan pemasangan stop loss trader bisa membatasi kerugian. Walaupun fitur ini bisa membantu trader, tidak semua trader menggunakannya. Tergantung dari strategi serta pengetahun yang dimiliki trader.
Selanjutnya yang harus Anda ketahui adalah, bagaimana cara broker nakal membuat kecurangan dengan cara sengaja menyentuh sop loss yang telah dipasangang trader.
Kerap kali broker membuat suatu kecurangan yang biasa disebut dengan “stop loss hunting”. Broker biasanya akan mendapatkan bantuan dari robot sehingga bisa memonitor trading klien dan memanipulasi spreadnya. Selain menggunakan robot untuk melakukan kecurangan, broker juga mempekerjakan beberapa tenaga ahli untuk bisa menjalankan kecurangannya tersebut. Trik seperti ini dilakukan agar posisi trading bisa dengan cepat mendapatkan stop loss ketika harga mulai bergerak melawan order milik Anda.
Contoh:
Anda membuka posisi pada sell dengan harga EUR/USD di 1.3180 lalu menempatkan stop loss di angka 1.3280. Ketika harga mulai bergerak naik hingga ke angka 1.3275, maka selisih pada posisi short dari stop loss hanya mempunyai jarak 5 pip. Katakanlah jika biaya spread diawal adalah 2 pip, sehingga yang tersisanya hanyalah 3 pip sebelum order menyentuh stop loss. Saat situasi seperti ini, stop loss hunter akan memperlebar spreanya menjadi 5 pip. Sehingga order Anda akan ditutup dengan kerugian. Hal seperti sangat sulit untuk dikenal karena kebanyakan para trader mengira bahwa merekalah yang melakukan kesalahan saat mengambil posisi.
Cara Menghindari Stop Loss Hunting
Stop Loss Hunting bisa saja menjadi hal yang sangat tidak diinginkan karena tentunya akan merugikan, apalagi untuk para trader yang selalu menggunakan stop loss saat akan menggunakan strategi tradingnya.
Saat broker Anda sudah jelas melakukan kecurangan, ada baiknya Anda tidak melakukan trading dengan menggunakan broker tersebut. Gunakanlah broker yang jelas regulasinya dan juga yang jelas-jelas diawasi oleh lembaga pengawas perdagangan. Sedangkan cara agar Anda tahu apakah broker tersebut teregulasi atau tidak dengan memeriksanya. Anda bisa mencari tau apakah broker tersebut teregulasi oleh lembaga pengawas. Di Indonesia, perusahaan broker yang sudah teregulasi bisa Anda lihat pada website Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka (Bappebti). Namun, jika Anda memang merasa nyaman saat menggunakan broker luar, Anda bisa memastikan legalitas dari perusahaan pialang tersebut melakukan aktivitas usahanya. Contohnya saja, jika di Amerika Serikat lebih dikenal dengan Commodity Futures Trading Commision (CFTC), lalu jika perusahaan Broker dari Eropa maka harus memilih yang terdaftar seperti pada MiFID, MFSA dan FCA UK
- MENGGUNAKAN STRATEGI SLIPPAGE
Strategi slippage adalah strategi yang sering dibicarakan oleh para trader ritel. Slippage pada dasarnya merupaka tereksesusinya order atas harga yang bahkan sama sekali tidak dipesan. Kondisi seperti ini dapat terjadi ketika market sedang aktif disebabkan adanya lonjakan volatilitas. Situasi seperti ini wajar berlaku jika dilakukan oleh broker STP/ECN, karena sistem kerja mereka adalah dengan cara mengirimkan order pada penyedia likuiditas. Proses ini akan berjalan otomasti namun membutuhkan waktu sebab ada interval waktu dalam transfer data dari klien kepada server penyedia likuiditas. Ketika market terlihat sangat aktif, maka volatilitas harga bisa meningkat dengan cukup cepat. Sehingga order bisa tereksekusi pada level berbeda dengan harga sebelumnya yang telah dipesan.
Dalam kondisi ini, slippage dinilai wajar. Namun di broker market maker, pergerkan harga relatif lebih tenang dan tidak begitu volatil. Bisa jadi mereka menentukan harga bid-ask sendiri sehingga bisa dengan mudah untuk melakukan manipulasi trading klien. Slippage merupakan cara yang mereka lakukan agar bisa mengurangi jumlah profit atau menambahkan loss klien.
Contoh:
Anda melakukan open buy di EUR/USD dengan harga beli pada angka 1.3120, saat selesai mengklik perintah buy, order yang dilakukan justru malah tereksekusi pada level 1.3135. Dalam skernario, harganya naik menjadi 1.3140. Seharusnya profit berjumlah 20 pip, hanya bernilai di angka 5 pip. Hanya saja jika harganya mengalami penurunan, sampai ke 1.3110 artinya kerugian bisa sampai angka 35 pip. Padahal jika eksekusi pada harga normal loss, Anda hanya bisa mendapatkan pada angka 10 pip.
- MELAKUKAN TINDAKAN UTAK-ATIK SWAP
Swap merupakan komisi yang harus Anda bayarkan saat memiliki posisi menginap, besar harganya dihitung dari selesih pada bunga Bank Sentral yang berhubungan dengan pair mata uang trading yang Anda miliki. Umumnya, besaran swap dapat beredar diantara broker. Hanya aja, Anda harus bisa meilihat perbandingan diantara swap broker dengan swap hasil hitungan suku Bunga dengan acuan pada Bank Sentral. Namun, jika masih dalam keadaa normal, hal ini bisa Anda biarkan. Hanya saja jika dinilai terlalu tinggi, ini bisa menjadi tanda bahwa broker banyak memperoleh keuntungan. Jelas sekali bahwa hal ini bisa menjadi beban untuk para trader jangka panjangan yang selalu membiarkan posisi terbuka sampai berhari-hari.
Bukan hanya itu saja, Anda juga harus memperhatikan karena ada dua swap yaitu yang bernilai negatif dan positif. Jika swap negatif menjadi beban bagi para trader, maka swap positif akan menjadi pendapatan bagi para trader. Namun terkadang broker hanya akan membebani pada swap negatif saja.
- KECURANGAN DENGAN LEVERAGE TINGGI
Sebenarnya, leverage dianggap bisa menjadi fitur yang ampuh untuk mendukung para trader sehingga bisa mengambil ukuran trading yang besar dibandingkan dengan kekuatan modal yang dia miliki. Namun, fasilitas ini dapat menyebabkan akunnya menjadi rentan saat menghadapi margin call apabila dilakukan secara berlebihan. Saat broker market maker memberikan penawaran leverage sampai mencapai angka 1:2000, hal seperti ini kemungkinan tidak akan bisa membantu tapi malah bisa menjerumuskan akun yang Anda miliki. Karena kondisi money management bisa semakin kompleks saat leverage dalam posisi lebih tinggi.
Broker market maker adalah yang paling mungkin untuk bisa menerapkan leverage tinggi. Broker STP/ECN tidak dapat menampilkan leverage sampai angka ribuan, sebab meskipun tiap wilayah memiliki undang-undang berbeda mengenai hal ini, tetapi tetap saja bagi penyedia likuiditas tidak mungkin bisa menangani risiko saat penggunaan leverage yang sangat tinggi.