Kredit Valas atau yang biasa orang sebut sebagai kredit valuta asing adalah fasilitas kredit yang diberikan dengan nilai mata uang valuta asing. Kredit valas ini sudah memiliki nilai kenaikan pada akhir tahun 2017 silam. Kenaikan yang terjadi menunjukkan bahwa kredit valas sering dilakukan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2012 sampai sekarang kredit valuta asing dipantau secara terus menerus dalam melakukan permintaan pinjaman atau kredit valuta asing yang semakin meningkat. Bank Indonesia memantau dan mencatat setiap tahunnya kredit valuta asing menapai kenaikan rata-rata pertahun 709,9 triliun.
Dalam prosentasenya kenaikan ini sekitar 8,56%. Kemungkinan Permintaan kredit valuta asing ini akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan perbaikan permasalahan ekonomi yang terjadi. Sedangkan pada akhir tahun 2016, pertumbuhan kredit masih terbilang lemah terutama dalam bidang kredit valuta asing. Tentunya hal ini masih menjadi titik acuan karena Indonesia masih masuk dalam sektor komoditas. Di akhir tahun 2016 lalu, para pengusaha maupun investor mulai mengurangi kegiatan kredit mereka karena rasa kekhawatiran akan terjadinya resiko global.
Penyaluran Kredit Valas
Pada tahun 2018 ini, Bank Indonesia mulai memperkuat penyaluran kredit valuta asing yang ada. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi dampak dan resiko buruk bagi kurs mata uang. Serta dapat mencegah sistem kredit agar tidak bermasalah. Perusahaan perseroan mengamati sistem penyaluran rupiah pada saat ini. Perusahaan hanya mampu memberikan sistem kredit valuta asing korporasi dalam pendapatan bentuk valuta asing. Selain perusahaan perseroan, sebagian bank di Indonesia juga mempertimbangkan kredit valuta asing yang diberikan. Tidak hanya mempertimbangkan saja, Bank juga meminta debitur untuk tetap mematuhi kebijakan yang berlaku agar kegiatan kredit terhindar dari kerugian dan resiko selisih kurs yang terjadi.
Bank Indonesia memantau bahwa dolar AS semakin hari semakin menguat terhadap seluruh peningkatan nilai mata uang. Bukan hanya rupiah saja, melainkan mata uang lainnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan obligasi pemerintah AS sendiri yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini memicu perkembangan modal asing keuangan di AS sendiri. Hal ini yang menyebabkan para pelaku pasar global berjaga-jaga agar nilai rangking mata uang akan naik dalam waktu dekat ini. Pada tahun ini, keadaan kurs dolar AS menunjukkan pelemahan. Dolar bulan april melemah 90 poin di Rp. 13.894 per USD dan berubah menjadi Rp. 13.804 per USD.
Keadaan Kredit Valas dan Rupiah
Kredit valas perbankan melemah karena nilai tukar rupiah yang juga melemah. Sejak awal tahun hingga saat pertengahan tahun 2018, kredit valuta asing semakin menurun. Harga rupiah yang semakin turun membuat nilai dolar AS menjadi lebih mahal. Bank sentral sudah lebih selektif dalam memantau kredit valuta asing namun. Namun pasokan dolar sedang tidak baik dan juga belum melimpah. Selain itu, mahalnya dolar berpotensi munculnya resiko dan dampak negatif kredit valuta asing. Keadaan seperti inilah yang membuat para importir berpikir untuk memantau dan juga mengurangi kegiatan impor yang sudah dijadwalkan agar tidak terancam resiko buruk yang terjadi. Selain itu, pihak perbankkan juga mendapatkan ancaman bahwa kredit bunga bank juga menjadi sebuah masalah bagi perekonomian dan juga valuta asing. Tekanan rupiah dan juga kenaikan bunga yang membuat nilai valuta asing meningkat. Besarnya resiko yang akan terjadi, membuat para perusahaan harus berjaga-jaga untuk mengeluarkan biaya lebih dalam melakukan transaksi valuta asing.