It can happen so fast or a little bit late. Timing is everything. Sepenggal lirik dari lagu Garret Hedlund—Timing is Everything— ini tepat rasanya menggambarkan transaksi fluktuatif namun banyak digandrungi: Trading Foreign Exchange (forex). Dulu perdagangan mata uang dari negara yang berbeda ini hanya dilakukan oleh pemain-pemain besar seperti pemerintah, bank, maupun instansi tertentu. Kini siapa pun bisa terlibat, kapan pun dan dimana pun, termasuk Anda.
Tips Memilih Time Frame yang Tepat dalam Trading Forex
Seperti nyanyian Hedlund, pemilihan waktu bisa jadi adalah segalanya. Namun dalam trading forex, urusan pemilihan waktu (time frame) adalah soal strategi. Lantas, bagaimana tips memilih time frame agar bisa mencapai momen ‘timing is everything’?. Sederhana saja. Anda hanya perlu mengenal berbagai jenis time frame lalu menyesuiakannya dengan kapasitas dan kemampuan Anda. Terdapat dua jenis time frame, pertama short-term, kedua long-term.
Time Frame Short Term
Pertama short term. Time frame ini bisa dilakukan dari hitungan menit, jam, bahkan hingga minggu. Pilihan ini cocok bagi Anda yang ingin bergadang secara aktif dalam trading forex. Trader yang memilih time frame ini disebut day trader atau ada kalanya ada yang menyebut scalper, yakni trader yang memilih melakukan transaksi dalam hitungan menit atau memanfaatkan pergerakan harga yang sangat kecil. Nilai positif menjadi scalper adalah mudah mendapatkan profit yang dikejar meski dalam poin-poin yang relatif kecil. Sisi negatifnya karena sangat singkat dan bersifat spekulatif, peluang loss menjadi cukup besar.
Jika seorang scalper melakukan transaksi dalam hitungan menit, day trader melakukan transaksi dalam hitungan jam bahkan bisa hitungan minggu. Dengan time frame hitungan jam, Anda dapat menemukan lebih banyak perubahan emosi pelaku pasar serta perubahan harga dibandingkan menjadi scalper. Seorang day trader biasanya membuka posisi dan menutupnya pada hari yang sama. Biasanya dilakukan dalam beberapa hari hingga berminggu, namun jarang dilakukan. Misalnya, jika membuka posisi pada Rabu maka mereka akan menutup posisi sebelum Senin di mana pola dan tren baru akan muncul.
Oleh karena jangka waktu yang singkat, target profit yang diperoleh tidak cukup besar, berkisar di bawah 100 poin. Di sisi lain karena target yang tidak terlalu besar memberi peluang bagi day trader untuk melakukan pembukaan posisi beberapa kali dalam sehari. Sebagai seorang day trader Anda harus kuat melakukan pemantauan beberapa kali dalam sehari. Jika tidak, maka Anda akan kehilangan kesempatan mengambil profit yang lebih banyak. Selain itu sebagai day trader Anda pasti lebih aktif membuka posisi maka Anda harus bersiap dengan konsekuensi memperoleh loss yang lebih besar pula.
Time Frame Long Term
Kedua long term. Anda yang memilih time frame jangka panjang akan dijuluki swing trader. Biasanya mereka menggunakan time frame harian, mingguan hingga bulanan, bahkan ada yang bertahan hingga hitungan tahun. Dengan adanya chart waktu yang lebih panjang memungkinkan swing trader memiliki gambaran yang panjang akan kondisi pasar. Selain itu, swing trader tidak perlu secara reguler seperti day trader memantau pergerakan. Ini membuat biaya transaksi (spread) berkurang. Biasanya para trader ini akan membuka posisi pada kondisi yang sangat ekstrem dengan target profit yang cukup besar. Mereka cenderung menunggu pada titik di mana harga berada posisi terbaiknya hingga akhirnya membuka sejumlah lot.
Kekurangan mendasar menjadi swing trader adalah modal. Anda harus memiliki modal besar karena titik stop loss yang panjang. Dibandingkan dengan short-term, modal awal yang dibutuhkan berkali lipat lebih banyak. Jika short term bisa mulai bermain dengan modal $500, Anda harus memiliki setidaknya $2000 jika memilih long term. Belum lagi jika Anda membuka posisi lebih dari 1. Selain itu kesempatan yang diperoleh tidak sebanyak day trader atau scalper. Ketika harga sedang berada pada garis tengah, jika para day trader atau scalper turut bermain, tidak begitu dengan swing trader mereka tetap setia menunggu untuk mendapatkan umpan yang lebih atau bahkan terbesar.
Untuk menentukan time frame biasanya trader pemula perlu melakukan eksperimen pribadi. Mulai dari mencoba pergerakan 30 detik hingga pada grafik bulanan hingga mencoba semua kerangka non-waktu. Jika tidak mendapatkan keuntungan, para pemula biasanya akan menyalahkan kerangka waktu yang salah dan kembali mencobanya dari awal. Mereka berpikir ada langkah yang terlewati. Pelajarannya adalah jangan terpaku pada metode pemilihan time frame secara tunggal. Atau berpikir setiap pasar memiliki time frame tunggal. Karena jika ini terjadi, apalagi bagi pemula, trader akan berkutat pada pencarian time frame yang tidak berkesudahan. Tapi tidak ada salahnya untuk melakukan eksperimen pribadi selagi terus mengingat prinsip-prinsip yang tidak merugikan diri sendiri.
Sebaiknya trader melakukan penyesuaian time frame berdasarkan kapasitas dan kemampuan bukan pada time frame itu sendiri. Jika Anda adalah seorang yang suka berkutat dengan perdangan sepanjang hari serta memiliki waktu luang yang bebas silahkan bisa mencoba short time. Sebaliknya, jika Anda lebih ingin membuat satu atau dua posisi perdagangan serta tidka memiliki banyak waktu, silahkan mencoba long term.
Belajar dari para trader professional, mereka tidak menghabiskan jumlah waktu yang tak terbatas untuk mencari time frame. Bagi mereka time frame terbaik adalah dinamika pasar itu sendiri. Kuncinya, jika Anda ingin serius menekuni trading forex, lakukan eksperimen, berani mencoba, dan temukan diri Anda. Time frame hanyalah satu dari sekian jalan yang bisa ditempuh. Selamat memilih time frame, selamat menemukan momen ‘timing is everything’.
Semoga informasi mengenai tips memilih time frame yang tepat dalam trading forex di atas bermanfaat untuk anda semua..