Setelah standar emas mulai ditinggalkan oleh mata uang dunia, nilai tukar mata uang mulai mengambang bebas antara satu mata uang lainnya. Akibatnya terjadi banyak sekali keadaan dimana sebuah mata uang melakukan devaluasi mata uang yang akan merugikan warga negara itu sendiri. Hal ini pernah terjadi di Indonesia di masa lalu. Devaluasi merupakan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.
Devaluasi terhadap mata uang ini akan mengakibatkan gelombang besar diseluruh dunia. Kendati dapat menyebabkan kejatuhan yang meluas di dalam negara, masih banyak negara yang mengambil keputusan devaluasi mata uangnya sendiri. Apakah alasan yang mendasari keputusan devaluasi tetap dilakukan walau dapat merugikan warga negaranya sendiri? Berikut adalah 5 alasan sebuah negara memberlakukan devaluasi mata uangnya sendiri.
-
Meningkatkan ekspor
Dalam perdagangan di pasar dunia terjadi sebuah persaingan yanng ketat antar suatu negara dengan negara lainnya. Contohnya terlihat jelas pada produsen mobil dari negara Amerika yang akan bersaing dengan mobil dari negara Eropa dan Jepang. Ketika terjadi penurunan nilai Eropa terhadap Dollar maka harga mobil dari Eropa tersebut akan lebih murah jika dibeli dengan Dollar, begitu juga yang terjadi sebaliknya. Hal inilah yang membuat eksportir harus lebih kompetitif ketika berdagang di pasar global. Ekspor harus didorong sementara impor dikurangi.
Hal ini dikarenakan ekspor akan meningkatkan permintaan barang diseluruh dunia sehingga harga barang akan naik untuk menormalkan efek awal yang terjadi akibat devaluasi. Alasan kedua adalah negara lain yang melihat hal ini juga melakukan devaluasi juga dapat untuk menyaingin negara yang menjadi lawannya. Hal inilah yang menimbulkan perang mata uang hingga mengarah kepada berkurangnya inflasi.
-
Mengecilkan defisit perdagangan
Devaluasi mata uang akan meningkatkan angka ekspor serta menurunkan angka impor karena nilai impor akan menjadi lebih murah dan ekspor akan menjadi lebih mahal. Hal ini tentu akan meningkatkan keuntungan yang terjadi akibat kenaikan keseimbangan pembayaran antara peningkatan ekspor dan penurunan impor. Hal ini juga akan menurunkan defisit perdagangan sebuah negara. Defisit perdagangan yang terus terjadi akan mengarah ke hutang yang jauh lebih berbahaya bahkan dapat melumpuhkan perekonomian. Jika devaluasi dilakukan maka akan dapat membantu keseimbangan negara dari kesenjangan ekspor dan impor.
-
Mengurangi beban hutang
Kebijakan mata uang lemah akan membuat pembayaran menjadi lebih efektif dan lebih murah dari waktu-kewaktu. Apalagi jika pembayaran dilakukan secara berkala dan teratur.Strategi devaluasi harus dilakukan dengan hati-hati karena banyak negara yang memiliki hutang dalam berbagai bentuk. Devaluasi memang akan memberikan keuntungan bagi suatu negara namun jika anda tidak hati-hati maka akan menyebabkan perang mata uang. Taktik devaluasi mata uang akan beresiko gagal jika sebuah negara memilili obligasi asing dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini dikarenakan pembayaran obligasi akan menjadi lebih mahal.Devaluasi mata uang ini biasanya digunakan sebuah negara untuk mencapai sebuah kebijakan ekonomi negara. Mata uang yang lemah dari sebuah negara diseluruh dunia akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan ekspor dan mengecilkan devisit perdagangan negara.
-
Meningkatkan transaksi perdagangan
Ketika sebuah mata uang melemah maka diharapkan dapat memompa kegiatan ekspor dan impor. Hal ini disebabkan menurunya nilai mata uang hingga level tertentu akan membuat produk domestik lebih kompetitif dan mampu bersaing di pasar Internasional.
-
Meningkatkan konsumsi domestik
Konsumsi domestik juga dapat meningkat setelah devaluasi terjadi. Jika harga produk dirasa lebih terjangkau maka konsumsi dalam negeri juga akan meningkat.