Suku Bunga Negatif – Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa suku bunga yang dimiliki sebuah negara merupakan faktor terbesar yang akan menentukan nilai dari mata uangnya. Hal inilah yang membuat banyak trader yang selalu mengawasi kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dan berbagai data ekonomi yang mempengaruhi suku bunga
Saat suku bunga meningkat, maka permintaan terhadap mata uang suatu negara akan meningkat dan disertai dengan kenaikan nilainya. Hal sebaliknya juga berlaku disaat Bank Sentral mulai menurunkan suku bunga, maka permintaan akan turun dan nilainya juga menurun.
Mengenal Suku Bunga Negatif
Saat suku bunga positif artinya bank lokal akan mendapatkan keuntungan kecil untuk menyimpan cadangan kas mereka dengan bank sentral. Di sisi yang lain saat suku bunga negatif, maka bank sentral akan mengisi bank untuk tetap menjaga uang tunai yang tersimpan di dalam brankas mereka. Secara sederhana, saat suku bunga negatif berlaku maka hal ini akan mencegah bank lokal untuk menyimpan lebih banyak uang tunai daripada meminjamkannya ke masyarakat.
Dengan contoh di atas, saat bank-bank umum tidak bisa mendapatkan keuntungan ketika menyimpan kas di bank sentral, maka mereka akan cenderung mencari keuntungan di tempat yang lain. Akhirnya mereka akan lebih banyak meminjamkan uang tersebut pada masyarakat dan bisnis dan bank umum juga tidak masalah dengan suku bungan pinjaman yang lebih rendah untuk mendorong lebih banyak pinjaman.
Negara yang Memberlakukan Suku Bunga Negatif
Ada beberapa negara yang ada di dunia yang menerapkan suku bunga negatif yaitu Jepang, Swiss, Swedia, Denmark, dan Uni Eropa.
Bank Sentral Eropa mulai menurunkan suku bunga menjadi -0,1% pada Juni 2014 dan pada Desember 2015 yang lalu menurunkannya menjadi -0,3%. Kebijakan suku bunga negatif yang dilakukan dikarenakan perekonomian dengan tingkat inflasi yang rendah, tingginya tingkat pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Apa yang menjadikan Jepang menerapkan suku bunga negatif?
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju inflasi. Jika bank sentral di negara lain melakukan pelonggaran moneter dan memotong suku bunga, Jepang sudah menetapkan suku bunga acuan pada level di bawah 0%.
Penerapan suku bunga negatif di Jepang dikarenakan faktor ekonomi yang ada disana. Dimana sejak diterapkannya kenaikan pajak konsumen, tingkat inflasi di Jepang terus mengalami penurunan dan pada Desember 2015 yang lalu berada dilevel 0,2% year on year.
Masalah deflasi menjadikan Jepang harus menerapkan suku bunga negatif di dalam negaranya. Bukan hanya itu saja, sebab Jepang juga menghadapi permasalahan pertumbuhan perekonomian. Dimana data perekonomian Jepang mencatatkan pertumbuhan yang negatif pada kuartal 1 tahun 2015 dan pada kuartal 3 tahun 2015 yang lalu naik menjadi 1,6% saja.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh Jepang itulah yang menjadikan negara ini mulai menerapkan suku bunga negatif di dalam negeri.
Melihat Efek yang Ditimbulkan Suku Bunga Negatif
Jika melihat kasus yang ada di Jepang, maka keputusan suku bunga negatif yang ditetapkan akan memberikan sentimen positif bagi pasar saham yang ada di Jepang. Hal ini dikarenakan pasar saham yang ada di Jepang langsung melonjak dan nilai tukar Yen terhadap USD langsung menurun.
Meskipun demikian, Macquarie melaporkan pada penelitian yang dilakukannya, dimana kebijakan bank sentral yang menurunkan suku bunga negatif belum terbukti bisa mengatasi masalah ekonomi seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun pada saat menerapkannya akan membuat mata uang menjadi lebih murah dan hal ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi.
Selain itu Jana Randow juga menyatakan bahwa secara teori suku bunga negatif bisa mengurangi bunga pinjaman dan meningkatkan permintaan terhadap kredit. Di dalam praktik di lapangan, ada resiko yang menjadikan kebijakan ini sangat berbahaya. Dimana nasabah akan cenderung menyimpan uang di rumah daripada di bank dan hal ini akan membuat bank kekurangan likuiditas.
Hal senada juga diungkapkan oleh Janet Yellen yang mengatakan bahwa suku bunga negatif bisa berdampakpada pasar uang dikarenakan bisa mengganggu pendanaan lembaga keuangan. Kebijakan ini juga sangat beresiko terjadinya perang mata uang, dimana negara mulai berlomba-lomba melemahkan mata uang untuk mengejar pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulan
Secara sederhana suku bunga negatif merupakan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral sebuah negara dengan tujuan mengatasi permasalahan yang ada di dalam negara tersebut. Masalah yang biasanya dihadapi adalah deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah, sehingga untuk memacu hal tersebut suku bunga akan diturunkan.
Meskipun dipercaya bisa mengatasi masalah yang ada di atas, sebagian ahli ekonomi masih meragukan keberhasilan dari penerapan kebijakan ini bagi perekonomian yang ada di sebuah negara.
Negara-negara yang banyak menerapkan suku bunga negatif adalah negara-negara maju yang ada di dunia seperti Jepang, Swiss, dan Uni Eropa.
Demikianlah pembahasan yang bisa kami sampaikan berkaitan dengan apa yang dimaksud dengan suku bunga negatif. Semoga apa yang sudah kami sampaikan di atas bisa memberikan banyak manfaat untuk Anda semua yang telah membacanya. Jika ada penjelasan yang masih kurang dipahami, jangan ragu untuk bertanya kepada kami melalui kolom komentar yang ada di bawah ini. Dengan senang hati kami akan menjawab setiap pertanyaan yang masuk untuk Anda semua.
Jangan lupa juga untuk membagikan tulisan ini kepada lebih banyak orang melalui media sosial yang Anda miliki.
Semoga menginspirasi!
Baca Juga: