Forex yang menjadi salah satu bisnis yang akhir-akhir ini banyak diminati oleh banyak orang. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini terjadi salah satunya adalah perkembangan teknologi dan pemanfaatan internet. Forex yang idenya muncul dari kegiatan money changer yang dulunya dilakukan ketika seseorang akan pergi ke negara lain, kini dengan bantuan internet telah menjelma sebagai salah satu bisnis yang dilakukan untuk menghasilkan keuntungan.
Sama dengan bisnis lainnya, bisnis forex ini juga dapat membuat pelakunya mengalami kerugian. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerugian ini, salah satunya adalah trading yang dilakukan tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Trading yang dilakukan tanpa analisis terlebih dahulu sama saja dengan berjudi. Padahal judi sendiri sudah jelas akhirnya adalah kerugian. Sayangnya, tidak sedikit trading yang mengalami loss akibat kurangnya pemahaman terhadap analisa.
Sejauh ini terdapat tiga jenis analisis yang digunakan dalam menentuka entry posisi, yaitu analisa teknikal, analisa fundamental dan analisa permintaan pasar. Analisa teknikal merupakan salah satu analisis yang sering digunakan. Analisa teknikal ini memanfaatkan chart dan angka-angka untuk memprediksi pergerakan harga. Angka-angka pada chart tersebut memang terlihat lebih pasti sehingga banyak orang yang menggunakan analisa ini.
Tidak kalah dengan analisa teknikal, analisa fundamental sendiri memiliki manfaat yang krusial juga. Sama seperti namanya, analisis fundamental merupakan analisa yang dilakukan dengan melihat faktor fundamental. Mungkin anda pernah mendengar berita tentang kenaikan harga minyak dunia atau The Fed selaku bank Sentral Amerika yang menaikkan suku bunga. Inilah yang disebut sebagai berita fundamental. Trader tidak dapat mengabaikan berita-berita penting ini karena hal ini dapat mempengaruhi portofolio investor dalam forex. Analisa yang menggunakan faktor fundamental inilah yang disebut dengan analisa fundamental.
Kegunaan Analisis Fundamental
Para trader yang pro terhadap analisa fundamental beranggapan bahwa berita dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat mempengaruhi pergerakan harga. Walaupun berbeda dengan analisa teknikal yang lebih terlihat karena menggunakan chart, namun kenyataannya memang berita fundamental mampu menjungkirbalikkan harga. Berita yang dirilis akan memicu reaksi market terhadap mata uang negara yang bersangkutan. Perubahan ini nantinya akan mendorong pemerintah untuk menentukan kebijakan ekonomi sehingga faktor fundamental lainnya ikut terpengaruh dan berkepanjangan.
Pemuja analisa fundamental memiliki pendapat bahwa kecepatan dan keakuratan berita bahkan mampu meramal reaksi market terhadap berita, sehingga analisa ini menjadi analisa yang memiliki posisi vital. Contoh faktor fundamental mempengaruhi market terlihat pada ilustrasi berikut ini.
The Fed mengeluarkan pernyataan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis point atau sama dengan 0,25%. Setelah berita ini dikeluarkan, dalam hitungan menit mata uang USD akan menguat dan posisi Buy bisa dilakukan. Namun, jika anda mendengar berita ini dua hari kemudian, maka bisa saja hal ini sudah tidak berguna lagi. Reaksi pasar telah selesai dan bisa saja telah masuk masa koreksi dan berita tersebut sudah tidak berguna lagi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan sumber untuk memperoleh berita merupakan salah satu hal yang sangat penting. Tidak masalah jika berita yang muncul tidak valid. Asalkan pasar sependapat maka berita ini bisa diartikan sebagai faktor yang penting. Bukan kevalidannya, namun ukuran pasarnyalah yang menjadi poin penting.
Indikator dalam Analisa Fundamental
Ketika akan mempelajari analisa fundamental maka anda harus paham ilmu ekonomi, finansial makro dan beberapa ilmu umum seperti tentang kenaikan suku bunga yang mengakibatkan penguatan nilai mata uang. Selain itu, ada beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan sebagai acuan. Salah satu contohnya adalah kondisi politik dan ekonomi Amerika yang memiliki pengaruh besar terhadap ekonomi dunia. Inilah mengapa berita ekonomi dari Amerika sering dijadikan investor sebagai indikator dalam memprediksi mata uang dunia. Beberapa indikator ekonomi diantaranya:
NO Indikator Naik/turun US$
- Average earning naik menguat
- Balance of payment naik menguat
- Budged deficit turun menguat
- Business inventories turun menguat
- Capacity utilization naik menguat
- Car sales naik menguat
- Chicago PMI naik menguat
- Construction spendi naik menguat
- CCI naik menguat
- CI naik menguat
- CPI naik menguat
- Consumer Spending turun menguat
- Cost of living naik menguat
- Current Acount turun menguat
- Corporate profil naik menguat
- Deflasi naik menguat
- Discount Rate naik menguat
- Durabel Goods Orders naik menguat
- EMS naik menguat
- Factory Orders naik menguat
- Federal Budged naik menguat
- Federal reserve fund naik menguat
- GDP naik menguat
- GNP naik menguat
- Housing Start naik menguat
- Industrial productions naik menguat
- Invisible trade turun menguat
- Jobless claims turun menguat
- Leading indicator naik menguat
- Money supply naik menguat
- National associatiom naik menguat
- NAPM naik menguat
- Non Farm Payrolls naik menguat
- Personal Expenditure naik menguat
- Personal Income turun menguat
- Prime Rate naik menguat
- PPI naik menguat
- Public Sector Debt Repayment naik menguat
- Retail Sales turun menguat
- Trade Balance naik menguat
- Trade Devicit turun menguat
- Trade Weighted Index turun menguat
- Unemployment Rate turun menguat
- Unit Labour Cost naik menguat
- Value Added Tax naik menguat
- Visible Trade naik menguat
Berikut beberapa contoh trading dengan analisa fundamental.
-
EUR/USD
Trading kali ini trader memiliki prediksi bahwa perekonomian AS akan terus melemah sehingga anda buy EUR dan order USD dengan harapan nilai EUR terus naik terhadap USD. Sebaliknya, jika trader memprediksi perekonomian AS akan menguat tarhadap EUR, maka anda bisa sell EUR dan order USD dengan harapan EUR akan jatuh terhadap USD.
-
USD/JPY
Jepang terkenal dengan insdustri ekspornya. Jika anda memprediksi Yen melemah untuk membntu sektor eskpor maka anda bisa buy USD dan order JPY dengan harapan USD nilainya akan naik dari JPY. Namun, jika investor Jepang malah menarik uang dari pasar AS dan mengkonversi ke Yen, maka anda bisa sell USD dan order JPY dengan harapan USD terdepresi terhadap JPY.
-
GBP/USD
Trader memprediksi bahwa ekonomi Inggris akan lebih baik dari AS. Ia kemudian memutuskan untuk buy GBP dan order USD dengan harapan nilai GBP naik terhadap USD. Sebaliknya, jika prediksi ekonomi Inggris menurun dibandingkan pasar AS maka sell GBP dan order USD dengan harapan nilai pound akan depresi terhadap USD.
-
USD/CHF
Ketika trader brfikir CHF akan overvalued maka lakukan eksekusi buy USD dan oreder CHF dengan harapan nilainya akan terus naik dibandingkan dengan CHF. Jika kelemahan pasar AS dirasa akan merugikan pertumbuhan ekonomi kedepannya, maka sell USD dan order CHF dengan harapan USD akan terdepresi oleh CHF.