Dalam forex harga pasar tidak selalu naik ataupun selalu turun. Pada suatu kondisi akan ada harga naik ataupun turun yang terlalu jauh sehingga mengalami koreksi atau yang biasa disebut retracement, sebelum akhirnya meneruskan pergerakan arah trend atau berbalik arah. Harga yang turun hingga level tertentu inilah yang disebut dengan oversold atau keadaan jenuh beli.
Ketika keadaan oversold maka ada kemungkinan terjadi koreksi atau pembalikan arah gerak yang biasa disebut dengan reversal. Cara untuk mengkonfirmasi kemungkinan tersebut adalah dengan menggunakan indikator oscillator. Jika anda dapat mengkonfirmasi dengan benar maka keadaan oversold merupakan sebuah peluang trading yang bagus.
Overbought VS Oversold
Selain dapat mengalami oversold, harga juga bisa berada pada kondisi overbought. Overbought adalah kebalikan dari oversold atau kondisi jenuh beli dimana harga akan naik mencapai level tertentu. Sama halnya dengan oversold, ketika terjadi overbought maka bisa jadi peluang trading yang bagus telah terbuka.
Keadaan overbought atau jenuh beli terjadi pada periode waktu dimana terjadi suatu pergerakan uptrend yang konsisten tanpa mengalami koreksi yang berarti. Pada chart biasanya terlihat jelas kenaikan level dari terendah ke level yang paling tinggi.
Sebaliknya jika, uptrend menghasilkan overbought maka ketika downtrend yang signifikan dan konsisten tanpa mengalami koreksi yang berarti akan menghasilkan oversold. Dalam chart terlihat penurunan harga pada level terendah ke level yang lebih tinggi.
Mengukur overbough dan oversold sebagai peluang trading
Indikator RSI
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi overbought dan oversold yaitu indikator RSI pada periode standar 14. RSI memberlakukan aturan yang sangat sederhana untuk mengukur yaitu ketika mencapai level 70 maka dianggap sebagai harga overbought dan memiliki kemungkinan akan terjadi koreksi ke arah bawah atau downtrend. Sementara jika level RSI mencapai angka 30 maka diasumsikan sebagai oversold dan akan mengalami koreksi ke arah atas atau uptrend.
Namun untuk menunggu open posisi, trader harus sedikit bersabar karena biasanya walaupun indikator RSI telah menunjukan keadaan oversold atau overbought harga tetap bergerak naik turun dengan kencang. Agar prediksi yang kita lakukan aman, maka kita bisa menunggu hingga garis RSI telah memotong garis level 70 dari atas ke bawah untuk overbought atau memotong garis level 30 dari bawah ke atas untuk kasus oversold.
Indikator CCI
Indikator Commodity Channel Index (CCI) adalah salah satu indikator oscillator yang sering digunakan sebagai indikator penentu oversold dan overbought ketika terjadi divergensi yang memungkinkan perubahan arah trend.
Donald Lambert, perumus indikator CCI menyarankan untuk memperhatikan keadaan overbought dan oversold sebelum memutuskan untuk melakukan entry. Standar perhitungan nilai CCI adalah (PP – sma (PP,X) atau (0.015 x SD).
Keterangan :
PP = pivot point
sma = Simple Moving Average (nilai rata-rata)
X = periode waktu pengukuran
SD = standar deviasi
Batas untuk level CCI sendiri adalah +100 untuk keadaan overbought yang mana pergerakan harga naik beriringan dengan kondisi yang ada dan telah menyimpang dari fluktuasi normal. Sedangkan ketika kurva indikator CCI berada di bawah -100 maka menandakan terjadinya keadaan oversold yang menandakan pergerakan harga turun diiringi dengan kondisi yang ada dan telah menyimpang dari fluktuasi normal. Kurva ini membuat pergerakan level harga terlihat lebih jelas.
Kesimpulannya, CCI adalah indikator yang mengukur sejauh mana harga bergerak dari poin average. Ketika CCI berada pada area oversold dan overbought maka artinya harga telah melewati nilai deviasi (standar deviasi) pergerakan normal dari rata-rata. Ketika terjadi overbought maka kesempatan untuk sell sedangkan jika oversold adalah sinyal untuk buy.
Indikator RSI dan indikator CCI memiliki kegunaan masing-masing sesuai dengan level kurva yang dicapai untuk mengetahui peluang trading yang harus diambil.