Dalam trading, tentunya banyak sekali berbagai macam kesulitan yang harus dihadapi seorang trader. Terutama kesulitan tentang cara open posisi yang sesuai dengan arah trend pasar. Hal ini karena banyak trader yang sering terkecoh. Jadi ketika mereka sudah terlanjur buy, ternyata harga malah turun. Sebaliknya ketika mereka sell, harga malah naik. Salah satu cara yang bisa anda lakukan adalah denga belajar mengidentifikasi trend. Meski begitu tak sedikit trader yang merasa putus asa karena tak berhasil belajar mengidentifikasi trend. Hal ini karena untuk mengenali arah pergerakan selanjutnya, bisa dibilang kemampuan mengidentifikasi trend saja tak cukup.
Hal penting lain yang perlu anda perhatikan adalah masalah kekuatan trend. Dengan begitu anda baru bisa mengetahui potensi penerusan atau pembalikan lebih awal. Untuk mengenali trend, kebanyakan trader menggunakan bantuan dari indikator. Padahal jika anda tahu, indikator sendiri memiliki sifat lagging. Maksudnya sifat lagging adalah, indikator teknikal merumuskan data-data dari pergerakan masa lampau. Namun meski begit,u kebanyakan trader tidak bisa mendapatkan sinyal yang kuat. Nah untuk itulah, salah satu cara yang bisa anda lakukan adalah dengan membaca kekuatan trend tanpa indikator. Berikut ini adalah 5 cara membaca kekuatan trend tanpa indikator yang bisa anda terapkan:
-
Mengukur jarak retest
Cara pertama yang bisa anda lakukan adalah dengan mengukur jarak retest. Cara mengukurnya dimulai dengan pengujian harga terhadap level tertentu seperti support atau resistance. Retest ini juga bisa diaplikasikan pada situasi di mana, harga menguji trendline sebelum kembali ke trend utama. Dengan catatan saat itu pasar dalam kondisi trending. Meski mungki sebagian orang tak terfikir untuk mengukur jarak antara retest sebagai cara membaca kekuatan trend, namun yang perlu anda tahu perubahan jarak retest bukanlah kebetulan semata. Penyempitan yang terjadi antara interval antara retest terbaru dengan retest sebelumnya sering dijadikan patokan sebagai pelemahan kekuatan trend.
-
Mengidentifikasi posisi high low
Cara yang kedua ini bisa dibilang yang paling mudah. Hal ini karena anda tidak memerlukan indikator atau tool teknikal apapun. Pada prinsipnya pola harga yang terbentuk di chart saja, sudah bisa menjadi dasar pengamatan. Terutama pengamatan untuk membaca kekuatan trend. Jadi anda hanya perlu melihat posisi high (saat uptrend) atau low (saat downtrend) harga.
Trend melemah, bisa anda lihat dari trend bullish yang masih kuat bisa dikenali dari higher high. Setelah itu, harga akan mulai membentuk high di level yang lebih rendah dari high sebelumnya. Hal ini bisa anda gunakan untuk mengukur kekuatan trend bearish. Bedanya disini yang menjadi tolak ukur bukanlah higher high namun lower low. Apabila harga masih membentuk lower low, biasanya downtrend masih didukung oleh kekuatan trend yang besar. Saat low harga muncul di level yang lebih tinggi, maka saat itu kekuatan downtrend mulai melemah. Untuk mengantisipasi bullish reversal, ada baiknya anda menunggu sampai ada higher high. Atau bisa juga break harga di level tersebut, supaya anda bisa melakukan open buy dengan sinyal yang lebih valid.
-
Mengenali kerapatan harga
Cara membaca kekuatan trend tanpa indikator yang ketiga adalah, dengan memperhatikan kerapatan harga di penghujung trend. Namun meski kondisi ini kelihatan sepele dan sering terlewat, tapi sebetulnya bisa menjadi cara ampuh untuk mengukur kekuatan trend. Maksut dari kerapatan harga ini adalah, saat beberapa candle yang didominasi oleh candle berukuran kecil, terbentuk di area sempit. Nah dari sini kemudian menyebabkan harga terkesan muncul berdempetan.
-
Clutering price action: tanda peringatan dini
Cara selanjtnya adalah dengan memperhatikan, ketika price action cluster mendekati level kunci. Anda bisa memberinya nama heavy price action. Hal ini terjadi ketika, sebuah pasar mulai memberi tekanan konstan pada tingkat kunci dalam waktu singkat. Intinya tujuan dari ide ini adalah, untuk melihat bagaimana pasar merespon dukungan atau penolakan, dalam periode tertentu. Apabila pasar mulai berbentuk cluster artinya kemungkinan trend akan segera turun dan mundur.
-
Lihat jarak antara pengujian ulang
Cara terakhir adalah dengan melihat jarak antara pengujian ulang. Jadi setelah anda menemukan posisi tertinggi dan terendahnya, anda melakukan tinjauan ulang. Apabila dalam pengujian ulang, waktunya lebih pendek maka trend tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila waktunya lebih panjang, maka trend tersebut akan semakin pendek.