Strategi Bollinger Bands merupakan indikator yang dikenalkan pada tahun 1983 oleh John Bollinger. Bollinger Bands sangat mempunyai banyak manfaat untuk para trader saat melakukan aktivitas transaksinya. Karena selain bisa menjadi alat untuk pengenal tren, bisa juga digunakan untuk indikator volatilitas dan pada saat yang bersamaan memberi gambaran pada overbought dan oversold.
Bollinger Bands adalah salah satu teknikal indikator yang cukup digemari oleh para trader yang melakukan analisis pada pergerakan harga di dalam trading online. Garis yang ada pada Bollinger Bands dinilai sangat mudah dimengerti dan juga mempunyai tingkat akurat yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan gambaran kemana arah pergerakan harga.
Pada strategi ini terdapat 3 garis yang bisa bergerak mengikuti rata-rata harga yang bergerak pada periode tertentu. Garis utama pada Bollinger Bands ada pada posisi gerakan tengah atau middle band. Lalu yang menjadi tolak ukurnya adalah garis rata-rata dari pergerakan harga dilakukan perhitungan secara sederhana atau simple moving average. 2 garis selanjutnya ada pada bagian bawah dan atas, perhitunggannya didasarkan pada +/-2 strandar deviasi dari garis rata-rata.
- Upper Band = Middle Band + Standar Deviasi
- Middle Band = MA dengan periode 20
- Lower Band = Middle Band -2 Standar Deviasi
Untuk mengambil manfaat dari Bollinger Bands, menurut pencetusnya John Bollinger terdapat aturan dasar yang harus dipahami lebih dulu:
- High dan Low
Bollinger Bands bisa memberikan definisi yang relatif terhadap low price dan juga high price yang dilihat dari pergerakan harganya. Price tersebut biasanya bisa bergerak naik menuju arah upper band atau bisa turun menuju lower band. Apabila harga tersebut ditutup pada bagian luar, hal tersebut tidak akan selalu memiliki arti reversal. Namun bisa juga menjadi sinyal untuk selanjutnya, apalagi saat 3 garis yang bergerak terus menyempit.
- Adanya kombinasi dengan Indikator
Pengertian relatif high dan low pada Bollinger Bands, bisa dilakukan untuk menjadi pembanding pada pergerakan harga dan pergerakan indikator lain. Tujuannya agar bisa menghasilkan sinyal transaksi yang bisa dipercaya dan cukup valid. Penggunaan indikator ini adalah untuk memberikan confirmation signal yang berasal dari volume, momentum, sentimen dan juga open interest ataupun data inter market. Hanya saja, sebaiknya tidak berasal dari indikator dengan golongan sama. Penggunaan indikator volatilitas juga tidak perlu ditambahkan sebab akan tergambar dengan sendirinya.
- Mengenal Adanya Pola Harga
Aturan dasar selanjutnya yang harus dipahami adalah bahwa Bollinger Bands bisa menjadi penjelas pada pola harga. Seperti pada pola “W” untuk dasar harga, dan juga “M” untuk puncak harga.
- Penyesuaian dan Nilai Default
Suatu nilai default pada Bollinger Bands sudah ditulisakan sebelumnya adalah MA pada periode 20, ditambah 2 SD pada upper band dan dikurangi 2 SD pada lower band. Sedangkan nilai actual pada setiap instrumentnya bisa berbeda-beda, tergantung pada instrument dan juga penggunaan time frame masing-masing. Periode pada MA yang sedang digunakan ada baiknya menggunakan intermediate, dan juga tidak perlu mencari dengan sangat akurat seperti saat memakai MA crossover. Apabila periode MA sudah diatur lebih lama, maka ada baiknya jumlah SD juga ikut dinaikan. Begitu juga sebalinyak, jika SD atau standar Deviasinya turun maka periodenya bisa lebih pendek.
Yang perlu diketahui adalah strategi ini memberikan keunggulan untuk mendapatkan 2 krakteristik yang paling penting. Pertama, adalah indikator ini bisa memberikan sebuah gambaran tren seperti moving average. Kedua, Bollinger Bands akan bergerak semakin menyempit dan semakin berkembang menyesuaikan volatilitas harga, sehingga level supportnya bisa lebih dinamis.
MODEL STRATEGI PENYUSUNAN SISTEM TRADING BOLLINGER BANDS
- Counter Trend
Counter trend merupakan suatu keputusan pada transaksi yang diambil saat harga berhasil mencapai titik pertahanan yang sudah disediakan oleh Bollinger Bands. Maksudnya adalah posisi beli ini diambil saat harga sudah mencapai support dan sell yang diambil saat harga sudah ada pada posisi resistance. Strategi ini cukup banyak digunakan karena perilaku yang unik telah ditunjukan oleh Bollinger Band pada saat perubahan harga. Harga tersebut kerap kali kembali pada area middle band saat setelah berhasil menembus lower band ataupun upper band.
Namun, ada hal yang harus diperhatikan dan harus diwaspadai, karena banyak tag yang memberikan sinyal palsu. John Bollinger menyatakan bahwa adanya tag harga pada upper atau lower hanyalah sekedar tag saja dan tidak mempunyai arti apa-apa. Sebab price bisa meneruskan pergerakan dan menyentuh pada upper band atau lower band dengan terus menerus tanpa adanya kesempatan untuk melakukan koreksi.
Agar bisa memperkecil kemungkinan munculnya sinyal palsu, pada aturan entri ada baiknya diberikan filter atau ditambahkan syarat tertentu agar seluruh tagnya tidak dijadikan sinyal. Berikut adalah aturan Bollinger Bands yang sederhana dengan cara mengkonfirmasi closing price yang bisa Anda jadikan contoh:
- Membelinya ketika sedang open setelah sehari sebelumnya price ditutup pada posisi di bawah lower band.
- Menjual ketika sedang open setelah sehari sebelumnya price ditutup pada posisi di atas upper band.
Exit pada strategi ini adalah komponen yang sangat penting pada sinyal transaksi. Berikut adalah cari exit yang bisa Anda lakukan:
- Menutup posisi buy ketika harga sudah selesai dan berhasil ditutup pada posisi di bawah middle band. Lalu menutup posisi sell saat close price di atas middle band. Menggunakan exit dengan sistem ini membutuhkan stop tambahan, sebab saat tren harga kemungkinan bisa naik tanpa ditutup di atas atau di bawah posisi middle band.
- Menutup posisi buy ketika price sudah berhasil ditutup pada posisi di bawah lower band. Lalu menutup posisi sell pada saat close price di atas upper band. Menggunakan stop bisa dibutuhkan dalam hal ini. Sebab harga bisa terus naik tanpa sempat memenuhi situasi exit.
- Trend Following
Biasanya aturan strategi Bollinger Band yang umum digunakan adalah trend following. Aturannya juga kontras bertolak belakang dengan aturan counter trend. Baik ketika entri atau exit.
Ilustrasi trend following: Melakukan buy saat close price di atas upper band. Lalu menjual saat close price di bawah lower band. Posisi close pada beli ketika close price di bawah lower band. Tutup posisi jual ketika close price di atas upper band.
Jika Anda seorang trader, Anda bisa menggunakan penyesuaian dan juga optimasi sendiri untuk bisa meningkatkan hasil pada penggunaan strategi ini. Berikut merupakan contoh penyesuaian pada penggunaan strategi Bollinger Bands:
- Atur strategi menggunakan nilai MA 100, dan SD 1
- Membeli saat low kemarin ada pada posisi di atas upper band
- Menjual saat high kemarin ada pada posisi di bawah lower band
- Close posisi beli saat high kemarin ada pada posisi di bawah upper band
- Close posisi jual saat low kemarin ada pada posisis di atas lower band