Apakah Anda tau apa itu trailing stop? Istilah ini dikenal sebagai tool yang mengacu pada MT4, gunanya untuk melakukan pemindahan stop loss dengan otomatis. Walaupun fungsinya untuk menjaga profit tetap aman, tetapi penggunaan trailing stop masih bisa memunculkan adanya pro dan kontra yang menghasilkan perdebatan. Mengapa bisa seperti itu? Sebab trailing top hanya bisa efektif saat digunakan di trending market. Apabila dipaksakan pada kondisi sideways, trailing stop kemungkinan bisa meningkatkan adanya resiko pada stop loss yang lebih cepat. Selanjutnya jika ingin menentukan trailing stop, tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan. Sebab biarpun sudah dilakukan penerapan pada market trending, penggunaan trailing stop ini bisa saja terpicu lebih cepat karena pergerakan korektif volatil (pergerakan yang berbalik arah).
Persoalan yang biasanya menyebabkan terjadinya sindrom The Trailing Stop Dilemma, karena kebingungan pengaturan trailing stop. Apakah harus per 15 poin, 20 poin, atau harus menunggu sampai ada konfirmasi penerusan tren oleh sinyal indikatornya.
Cara Menentukan Trailing Stop yang Terbaik
Anda bisa menentukan trailing stop dengan berdasarkan pada pemilihan strategi, manajemen resiko atau volatilitasnya. Apabila mengacu pada strateginya, Anda harus melihat pada konfirmasi saat penerusan trend. Namun jika Anda memperhatikan volatilitasnya, Anda bisa memakai indikator pengukuran. Anda juga harus memperhatikan bahwa trailing stop secara otomatis hanya dapat bekerja saat platform trading sedang online. Sehingga jika MT4 telah ditutup dan tidak bisa dioperasikan lagi, trailing stop bisa menjadi tidak aktif dan tidak bisa menjalankan fungsinya. Berikut adalah cara untuk menentukan trailing stop:
MENGGUNAKAN TITIK SWING
Trailing stop adalah salah satu cara yang dapat dilakukan tanpa bantuan indikator dengan cukup mudah. Pada dasarnya meneruskan pemanfaatan trailing stop pada market trending, stop loss akan lebih baik digeser saat terjadi pergerakan harga yang sudah melakukan konfirmasi penerusan trend nya. Dengan kata lain, Anda bisa memakai titik swing yang menjadi turning point dari gelombang koreksi.
Untuk menentukan trailing stop menggunakan titik swing, walaupun pengurangan harganya bisa menunjukan downtrend secara signfikan, namun akan ada koreksi yang berhenti setelah high harga melakukan kegagalan saat menembus level tinggi swing sebelumnya. Hal ini bisa digunakan sebagai penempatan posisi trailing stop. Anda bisa coba menempatkan trailing stop beberapa pips di atas titik swing.
Sedangkan pada uptrendnya, dapat mencari titik swing di bagian low harga. Cara seperti ini digunakan agar dapat memastikan apabila penerus uptrend sudah dikonfirmasi oleh low harga lebih tinggi dibandingkan low yang sebelumnya. Sehingga untuk penempatannya, Anda bisa ambil pips di bawah titik swing.
MENGGUNAKAN Indikator MA (MOVING AVERAGE)
Saat akan menentukan trailing stop menggunakan indikator MA, hal dasar yang harus dilakukan sebenarnya tidak begitu berbeda saat sedang mencari titik swing. Namun, penggunaan metode MA sedikit lebih selektif sebab hanya menggunakan titik swing penguji garis indikatornya. Dengan kata lain, sinyal yang meneruskan trend bisa lebih dikonfirmasi. Parameter dan jenis MA pada kondisi ini dapat disesuaikan menggunakan preferensi para trader masing-masing.
MENDETEKSI SINYAL PARABOLIC SAR
Indiktor lainnya yang dapat digunakan untuk dapat menentukan trailing stop yaitu Parabolic SAR. Sinyal Parabolic memang diketahui dapat dimanfaatkan untuk mengetahui dimana letak poin entry dan poin exit. Sebab dapat membantu memberikan tanda pada perubahan arah trendnya. Namun, tidak begitu banyak para trader yang mengetahui kalau titik sinyal indikator ini bisa dimanfaatkan sebagai penentu trailing stop.
Anda cukup menggunakan sinyal Parabolic SAR menjadi panduan untuk menentukan posisi trailing stop yang ideal. Sebab sinyal indikator ini dapat terbentuk setelah harganya tertutup, selanjutnya sinyal ini bisa menjadi informan untuk meneruskan trend yang dapat diandalkan jika selama titik indikator masih ada dalam kondisi posisi yang sama dengan arah entrynya.
Saat trend harga bergerak cepat, maka indikator Parabolic SAR dapat digunakan seperti halnya Moving Average. Saat harga sudah selesai mengkoreksi dan kembali lagi pada posisi trend utama, maka titik Parabolic akan kembali ke posisi awal. Hal ini yang digunakan untuk merekomendasikan trailing stop.
MENGGUNAKAN AVERAGE TRUE RANGE
ATR atau Average True Range merupakan indikator volatilitas yang jelasnya dapat menjadi penunjuk value pada perubahan price dari waktu ke waktu. Apabila Anda masuk dalam trader yang menginginkan felksibelitas dan juga dapat masuk pada semua keadaan pasar, Anda disarankan menggunakan indikator Average True Range.
Pada umumnya, aturan untuk menentukan stop loss dapat berubah sesuai dengan keadaan volatilitas. Saat volatilitas dalam keadaan tinggi, maka hal itu cukup berbahaya jika penempatkan stop loss dengan jarak yang sempit di level entry. Hanya saja, saat volatilitas harga dalam keadaan rendah, maka stop loss bisa Anda posisikan dekat dengan level entrynya.
Average True Range bisa menjadi penunjuk untuk merekomendasikan stop loss dari nilainya. Apabila nilai ATR pada saat ini 0.0037, maka bisa saja Anda mempertimbangkan jarak stop loss pada angka 37 pips. Hanya saja value ATR akan meningkat menjadi 0.0100. Angka tersebut dinilai tidak aman apabila stop loss dibiarkan memiliki jarak 37 pips dari level entry.
Saat harga meneruskan trend dan Anda ingin menetapkan profit dengan cara mengaktifkan trailing stop, Anda harus memperhatikan berapa nilai dari ATR. Apabila masih dalam posisi konsisten sama seperti saat Anda membuka posisinya, maka Anda bisa memindahkan trailing stop dan menyesuaikan dengan jarak sebelumnya. Namun, jika terjadi perubahan secara signifikan pada nilai ATR, ada baiknya Anda mempertimbangkan dan mengatur jarak trailing stopnya dan menyesuaikan dengan nilai ATR yang terbaru.
MENGGUNAKAN MANAJEMEN RESIKO
Menentukan trailing stop dengan manajemen resiko, bisa dikatakan adalah hal paling sederhana dan mudah. Prinsipnya pun tidak terlalu rumit, Anda cukup memindahkan stop loss menuju level breakeven ketika harga sudah sampai pada target dikeuntungan yang pertama. Saat harga masih terus melanjutkan trend dan menuju target berikutnya, stop lossnya bisa Anda geser menuju target yang pertama. Dengan begitu, Anda dapat menetapkan profit atau bisa juga mengamankan posisi saat ada kerugiaan, jika harga tiba-tiba menuju arah yang berbalik.
Metode seperti ini dapat dipakai dengan trailing stop yang otomatis. Jika target profit Anda adalah 30 pips pada level entry, maka Anda dapat melakukan pengaturan pada trailing stop dengan berjarak 30 poin pada Meta Tradernya.
Itulah beberapa cara menentukan trailing stop secara sederhana. Metode untuk menentukan trailing stop pada metode yang pertama sampai yang keempat bisa Anda lakukan dengan cara manual. Pergeseran stop loss dengan cara tersebut adalah langkah yang reaktif dan bisa ditentukan setelah muncul sinyal indkatornya. Atau setelah harga selesai dengan koreksinya dan kembali pada trend utama.