Strategi trading sederhana yang sering sekali digunakan adalah dengan analisa pola chart. Hal ini karena strategi ini tak kalah ampuhnya dari metode trading dengan indikator ataupun dengan robot forex sekalipun. Pada dasarnya, cara ini bisa dibilang cukup mudah karena anda hanya perlu menganalisa pola yang akan terbentuk dari pergerakan harga di chart. Dari situ, kemudian anda bisa memperkirakan ke mana harga akan bergerak berikutnya dari bentukan pola chart tersebut.
Nah, salah satu pola yang bisa anda gunakan dalam sistem trading anda adalah pola Rising Wedge dan Falling Wedge. Kedua pola ini adalah pola yang bisa dengan mudah dikenali. Selain itu, pola trading ini mampu memberikan peluang trading yang lebih menguntungkan.
Pola Harga Wedge
Pola harga wedge adalah pola yang hampir mirip dengan pola Pennant dan Segitiga. Hal ini karena, pola-pola tersebut sama-sama menyorot tentang pergerakan harga secara mengerucut. Jadi indikasinya kekuatan yang dimiliki antara penjual dan pembeli mengalami konsolidasi, atau sama kuatnya namun dari segi volume biasanya berkurang dengan potensi yang tinggi akan mengalami Breakout ke salah satu arah.
Pola harga wedge ini ,memiliki bentuk seperti irisan dari suatu lingkaran. Apabila irisan tersebut menghadap ke atas, maka disebut sebagai Rising Wedge. Sebaliknya apabila irisan tersebut menunduk ke bawah, maka irisan tersebut disebut sebagai Falling Wedge.
Pola Rising Wedge
Pola Rising Wedge akan terlihat saat pasar berkonsolidasi dengan sudut kemiringan garis Support yang lebih curam dari garis Resistancenya. Sehingga harga Low semakin lama akan semakin cepat mendaki jika dibandingkan dengan nilai High. Meskipun harga tersebut terlihat seperti terus meninggi, namun pola harga Rising Wedge ini mengindikasi jika momentum tren mendaki semakin lemah. Artinya adalah volume sedang semakin menipis.
Namun, apabila pola ini terbentuk selama uptrend artinya harga memiliki potensi untuk berbalik terjun. Sedangkan jika terbentuk sepanjang tren menurun, maka ada kemungkinan harga akan kembali melanjutkan penurunan.
Pola Falling Wedge
Kebalikan dari pola Rising Wedge, pola ini terlihat saat pasar berkonsolidasi menurun dengan garis Resistance yang lebih curam dari garis Support-nya. Jadi nilai High nya selalu akan lebih cepat melandai daripada nilai Low nya. Apabila pola Fallling Wedge ini terbentuk selama tren menurun, artinya harga memiliki potensi untuk balas meroket. Namun jika terbentuk nya sepanjang tren mendaki, kemungkinan yang bisa terjadi adalah harga akan kembali melanjutkan kenaikan nya.
Strategi Trading Dengan Pola Rising Wedge dan Falling Wedge
Anda bisa membuat rencana eksekusi trading berdasarkan dari pola Rising wedge dan Falling Wedge dengan cara yang sederhana. Bahkan trader yang masih pemulapun, bisa menggunakan cara ini dengan mengikuti beberapa langkah-langkah berikut:
-
Identifikasilah Pembentukan Pola Harga
Langkah awal yang pertama ini bisa kita lakukan di berbagai pair forex dan timeframe. Namun, akan lebih baik jika digunakan pada pair mayor dan timeframe hourly sampai daily terlebih dahulu.
-
Gunakan Bantuan Indikator
Langkah kedua, gunakan bantuan indikator lain untuk mengkonfirmasi sinyal dari pola Rising dan Falling Wedge ini. Indikator pendukung akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan validitas dari sinyal pola harga irisan ini.
-
Tentukan Target Profit dan Batas Kerugian
Menentukan target profit anda dan batas kerugian yang bisa anda tanggung adalah sebuah keharusan. Apabila anda sudah merasa yakin dengan validitas sinyal tradingnya, tetapkanlah di level berapa posisi akan ditutup dan di level berapa besar resiko yang bisa anda tangung seandainya saja harga akan bergerak di luar ekspektasi.
Pada umumnya, target profit dari pola Falling Wedge dan Rising Wedge ini bisa ditentukan dengan range atau jarak nilai low ke high di awal terbentuknya irisan atau range candle terpanjang di dalam kanal tersebut.
Rata-rata range candle terpanjang dari pola Rising Wedge memiliki jarak sekitar 70 pips. Untuk batas kerugiannya, anda bisa menentukannya sesuai dengan rasio Risk/reward. Bisa juga diletakkan di dekat batas dari Support dan Resistance. Apabila target profit ditentukan sebesar 70 pips, artinya batas kerugian bisa ditentukan sekitar 35 pips dengan Rasio 1:2 atau di dekat Upper Band dari Bollinger bands.
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda..