Perbedaan Strategi Trading Pola Fibonacci dan Triangle – Dalam dunia trading, ada banyak hal yang perlu kita ketahui. Hal ini tujuannya agar trading yang kita lakukan dapat berjalan dengan benar. Trading juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dalam melakukan treding kita perlu untuk mengetahui strategi-strategi terbaik yang bisa dilakukan. Ada banyak strategi treading yang bisa dipraktikan, beberapa diantaranya adalah strategi trading dengan pola Fibonacci dan Pola Triangel.
Strategi Trading
Pola Fibonacci
Tidak peduli anda seorang pemula, mahir, ritel ataupun institusional, dalam trading anda pasti akan menemukan deret urutan Fibonacci pada setiap chart pair Forex. Seiring berjalannya waktu pola Fibonacci dianggap sebagai indikator ajaib untuk memprediksi arah pergerakan harga.
Umumnya trader akan menggunakan garis Fibonacci untuk mengetahui retracement dari trend terkini. Hal ini didasari oleh karena secara dinamis pergerakan harga pasar selalu memantul (retraced) pada garis-garis fibonacci. Garis tersebut mewakili level-level harga tertentu yang selalu dipantau pelaku pasar sebelum open atau close posisi.
Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa suatu trend baik uptrend maupun downtrend memiliki semacam tanggal kadaluarsa dimana harga akan semakin besar kemungkinannya untuk mengalami reversal setelah melewati level dari hasil pantauan garis fibonacci dari setiap tahapannya.
Pada kondisi normal harga akan memantul (bouce) pada garis-garis retracement. Sedangkan jika trend relatif kuat karena misalnya adanya berita ekonomi tertentu yang berpengaruh maka harga akan melesat menembus batas retracement bahkan terdapat kemungkinan mengalami reversal setelah mengenai batas pada garis extension.
Strategi Trading praktis dengan open dan exit posisi dengan pola Fibonacci
Jika anda memilih sinyal terbaik, perlu anda catat bahwa pola Fibonacci tersebut berada pada zona bullish reversal (berlawanan dari kedua pola sebelumnya) dimana harga berbalik bullish setelah pasar dalam kondisi donwtrend.
Letakan pending order buy limit atau instant order beberapa pip dari ujung harga terendahnya (lowest low). Take Profit (TP) dapat anda pasang secara berurutan dari titik fibonacci retracement 0.23 sampai 0.78. Asumsinya, anda dapat membagi-bagi lot pada titik TP tersebut untuk mengurangi resiko terjadinya reversal kembali sebelum TP final (paling ujung).
Dari sisi Stop Loss, anda dapat meletakkan SL bergantung dari kebijakan manajemen resiko anda. Sebaiknya posisi SL memiliki rasio paling tinggi 1:2 (50%) dari TP final. Semakin besar rasionya maka semakin besar keuntungannya. Namun resiko SL tersentuh terlebih dahulu juga lebih besar.
Tips
Jika ada tiga fibonacci retracement yang tumpang tindih maka akan membuat anda kebingungan. Maka sebaiknya setelah masuk ke langkah selanjutnya hapus fibonacci retracement yang telah ditarik dalam langkah sebelumnya.
Selanjutnya, agar anda benar-benar bisa memanfaatkan harmonic pattern, anda harus jeli mengamati pasar dan pemahaman mengenai fibonacci retracement yang memadai. Pada kenyataannya harmonic pattern merupakan pola yang cukup jarang ditemui apalagi jika anda kurang jeli dan kurang menguasai teknik fibonacci retracment. Maka dari itu lebih baik anda memperkuat pemahaman mengenai febonacci retracement terlebih dahulu.
Pola Triangel
Pada dasarnya terdapat 3 pola triangle yaitu symmetrical triangel, ascending triangel dan descending triangel. Berikut penjelasannya.
-
Symmetrical triangle
Formasi dari segitiga pola ini adalah dimana ketika garis kemiringan (slope) dari level-level high dan keringanan dari level-level low bertemu pada sebuah titik sehingga menyerupai sebuah segitiga sama sisi atau simetri. Pada formasi ini harga tampak bergerak membentuk level-level yang lebih rendah dan level low yang lebih tinggi.
Dalam hal ini buyer dan seller mengadakan konsolidasi dimana buyer akan membeli dengan harga lebih tinggi dan seller akan menjual dengan harga lebih rendah. Ketika kedua garis slope hampir bertemu maka arah pergerakan harga akan segera breakout dan menembus salah satu dari dua garis slope tersebut. Pada pola ini kita tidak bisa menentukan arah breakout namun kita dapat menarik kesimpulan bahwa breakout pasti terjadi.
-
Ascending Triangle
Formasi pola segitiga ini adalah terdiri dari sebuah pola resistance yang kuat dan garis kemiringan dari level-level low akan bertemu pada sebuah titik sehingga akan menyatu pada sebuah titik dengan pola yang menyerupai segitiga. Pada formasi ini harga akan membentuk level-level low yang lebih tinggi dan bergerak mendekati level resistence.
Pada kondisi ini seller bertahan pada harga jual tertentu dan buyer membeli dengan harga yang lebih tinggi sehingga mendorong harga semakin dekat dengan harga jual. Ketika harga beli buyer lebih tinggi daripada harga jual seller maka arah pergerakan akan mencapai breakout atau menembus garis slope level low.
-
Descending Triangle
Bentuk segitiga dalam pola ini dibentuk dari formasi yang terdiri dari sebuah level support yang kuat dan garis kemiringan dari level-level high yang bertemu pada sebuah titik. Pada formasi ini harga membentuk level-level high yang lebih rendah dan mendekati level support. Ini menunjukkan harga jual yang semakin rendah sementara harga beli bertahan pada level tertentu. Pada pola ini juga harga akan segera breakout ketika harga seller hampir sama dengan harga beli buyer.