Pada tanggal 9 september 2017 The Federal Reserve (The Fed) atau Wakil Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat, Stanley Ficher, menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatan yang diemban selama ini. Stanley Fisher akan remi mengundurkan diri pada 13 oktober 2017, tepat 8 bulan sebelum masa jabatannya sebagai wakil ketua yang seharusnya berakhir pada Juli 2018.
Fisher mengaku bahwa ia mengundurkan diri karena alasan pribadi. Hal ini digadang akan mempercepat keputusan President AS, Donald Trump, untuk membentuk kembali arah Bank Sentral. Pengunduran diri Fisher meninggalkan Dewan Gubernur The Federal Reserve tujuh orang menjadi tiga orang. Belum ada pernyataan terkait dengan siapa yang nantinya akan menggantikan posisinya. Komite Senat Perbankan baru akan dijadwalkan memilih nominasi tersebut pada kamis, 7 September.
Stanley Fisher menjadi Wakil Ketua The Federal Reserve setelah dinominasikan oleh mantan Presiden AS, Barack Obama. Fhiser dipilih dengan alasan ia memiliki banyak pengalaman terutama di bidang Ekonomi.
Pengunduran diri ini menimbulkan munculnya perkiraan bagi Trump untuk memutuskan merombak kebijakan moneter AS. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen berakhir pada bulan Februari.
Sepak Terjang Dalam Perekonomian Amerika Serikat
Stanley Fisher memutuskan meninggalkan jabatannya sebagai Wakil Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat pada usianya yang menginjak 73 tahun. Setelah dinominasikan oleh mantan President AS Barack Obama, Stanley Fisher telah melakukan banyak sepak terjang demi meningkatkan perekonomian Amerika Serikat beberapa tahun belakangan.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Trump, Fisher mengatakan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat telah kembali. Langkah-langkah yang diambil oleh Stanley Fisher membuat sistem keuangan Amerika Serikat lebih kuat dan lebih bertahan lama. Namun hal ini digadang akan dilemahkan oleh administrasi Trump. Senat juga menegaskan jika calon yang di ajukan oleh Trump ialah Randal Quarles yang akan berperan sebagai Vice Presiden sebagai pengawas. Padahal pekerjaan ini sangat berbeda dengan jabatan yang dimiliki oleh Stanley Fisher sebelumnya.
Selain menaikan pertumbuhan lapangan pekerjaan di AS, Stanley Fisher juga dalam Bank Sentral Amerika Serijat atau The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga dalam level terendah sepanjang sejarah yang terjadi. Keputusan ini diambil dalam pertemuan Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dilangsungkan pada 16-17 September 2015.
Kurs Dollar AS terus menguat dari sebagian besar mata uang utama seiring dengan munculnya keputusan investor mempertimbangkan pernyataan terakhir dari beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Stanley Fisher selaku Wakil Ketua Fed. Stanley Fisher mengatakan bahwa sementara negara Amerika Serikat dan negara lain telah mengambil tindakan untuk memperkuat sistem pembiayaan perumahan mereka. Menurut CNBC, hal ini dilakukan untuk mencegah krisis di masa depan.
Stanley Fisher juga mengatakan bahwa terget komisi tingkat federal funds rate saat ini 0 sampai 0,25% yang telah sesuai. Hal ini bertujuan untuk mendukung kemajuan menuju penyerapan tenaga kerja yang maksimal dan lebih stabil. Chairwoman Janet Yellen juga meyakini adanya kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga tetap bisa dilakukan sebelum tahun tersebut berakhir.
Tingkat suku bunga ini juga mempengaruhi nilai rupiah di Tanah Air. Keputusan ini akan membuat dampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keputusan The Fed sebelumnya untuk menaikan suku bunga yang sempat diprediksi akan mengganggu laju pertumbuhan ekonomi yang ada. Bank Indonesia harus siap berada di pasar dengan operasi moneternya jika memang The Fed meningkatkan suku bunganya.