Salah satu indikator yang cukup terkenal dalam trading forex adalah bolinger band atau biasa disebut juga garis bolinger. Indikator teknikal ini cukup terkenal karena diakui oleh banyak tarder sebagai ukuran yang bagus ketika mereka melakukan trading. Bahkan beberapa trader berani mengatakan bolinger band sebagai kunci dasar agar dapat memperoleh profit yang melimpah. Menilik sejarahnya, indikator ini diciptakan oleh John Bolinger. Beliau adalah seorang penulis sekaligus analis keuangan. Bukunya yang berjudul Bolinger on Bolinger Bands (2001) sudah diterjemahkan dalam sebelas bahasa.
Indikator ini membantu trader dalam mengukur votalitas pasar serta memperkirakan rentang pergerakan harga. Sederhananya indikator ini membantuk trader untuk melihat situasi pasar: sedang ramai atau sedang tenang-tenang saja. Ketika trader bisa mampu membaca situasi pasar, maka ia bisa menentukan strategi apa yang harus digunakan agar memperoleh profit.
Oleh karena indikator ini berkaitan dengan situasi pasar, maka berkaitan erat dengan volume. Anda ketika membaca pasar dengan bolinger band disarankan untuk menyertakan indikator volume. Fakta penting lainnya tentang indikator teknikal ini bahwa indikator ini berfungsi sebagai support dan resistance dinamis ketika situasi harga cenderung kembali ke posisi tengah.
Berkenalan dengan Tiga Garis dalam Bolinger Band
Berbicara dan belajar tentang bolinger bands tidak bisa lepas dari tiga garis yang mengikuti pergerakan harga dalam trading. Ketiga garis ini antara lain, upper band, middle band, serta lower band. Pertama, upper band. Garis ini merupakan garis bagian atas dalam pergerakan pasar. Kedua, middle band yang merupakan garis yang terletak pada bagian tengah. Lalu lower band tentu saja garis yang berada pada posisi bawah. Ketiga garis ini oleh para trader seringkali disebut juga dengan pita. Middle band memegang peranan sebagai moving average, di mana ini merupakan dasar bagi trader untuk menghitung upper dan lower band. Votalitas yang terjadi dalam pasar mempengaruhi jarak antara upper dan lower band. Semakin tinggi votalitas dalam pasar maka jarak antara dua garis/pita ini akan semakin lebar, begitu juga sebaliknya.
Ketika jarak antara upper dan lower melebar, atau dengan kata lain ketika bolinger band melebar ini menandakan kondisi pasar sedang ramai. Sedangkan jika bolinger band menyempit, pasar sedang sepi. Untuk bisa membaca situasi pasar dengan indikator ini, trader tidak perlu menggunakan perhitungan matematis. Dengan bolinger band Anda bisa membaca pergerakan harga dengan lebih praktis. Lalu Anda pasti bertanya, bagaimana caranya? Mudah saja. Salah satunya dengan menerapkan strategi bounce trading pada bolinger band. Manfaatkan upper dan lower band sebagai resistance dan support. Resistance oleh upper band, sedangkan lower band sebagai support dinamis. Sedangkan middle band adalah target bagi Anda.
Faktanya, harga cenderung memantul kembali ke middle band setelah mencapai lower band atau upper band. Pada situasi inilah Anda bisa gunakan sebagai jalan masuk atau entry point Anda. caranya dengan mencari level sell pada area upper band atau mencari level buy di area lower band. Wajib Anda ingat, ketika harga sampai pada upper band, akan sulit bagi Anda untuk memastikan apakah harga akan berhenti pada titik tersebut atau tembus ke atas upper band. Padahal jika ditilik posisi ini adalah posisi yang baik untuk melakukan sell. Saran bagi Anda, tunggu konfirmasi pantulan berupa candle stick atau bar chart yang ditutup pada posisi di bawah upper band. Jika sudah ada konfirmasi silahkan lakukan sell. Ingat! Target Anda di middle band.
Strategi yang sama bisa juga diterapkan ketika hendak buy. Melakukan buy bisa dilakukan ketika harga telah sampai lower band. Stop loss bisa Anda temukan dengan melihat resistance atau support yang terdekat. Kedua strategi dalam sell dan buy dengan bolinger band ini bisa Anda terapkan ketika Anda menggunakan strategi bounce trading. Lalu menjadi lebih efektif menggunakan bolinger band ketika pasar sedang dalam keadaan sideway dan Anda menggunakan time frame yang panjang. Selain menerapkan bolinger band dalam bounce trading, Anda juga mencobanya ketika menggunakan strategi breakout trading.
Ketika memilih pada strategi breakout Anda disarankan untuk segara menangkap peluang yang muncul setelah breakout. Wajib Anda catat ada kalanya terjadi false breakout. Untuk mengantisipasinya, strategi breakout dengan bolinger band diterapkan pada time frame yang lebih kecil, seperti 15 menit atau 30 menit. Selamat belajar bolinger band dan mencobanya pada strategi trading Anda!