Investor mendapatkan peningkatan kepercayaan diri dengan ekonomi A.S. yang terlihat berjalan baik meskipun secara global keadaan sedang menurun. Secara bertahap, memang US dollar menguat jika dikaitkan dengan mata uang utama lain di dunia. Kali ini ValasOnline.com akan mendiskusikan efek menguatnya dolar A.S. pada perekonomian berkembang seperti Brazil, India dan China; kemudian negara-negara pengekspor minyak seperti Rusia dan Saudi Arabia, lalu zona Eropa dan di Amerika sendiri.
Mengapa Dolar A.S. Begitu Penting?
Dolar A.S. adalah mata uang paling penting dan paling dipercaya di dunia. Mayoritas perdagangan internasional akan dilakukan dalam dolar A.S., jadi nilainya memiliki efek langsung dan signifikan terhadap perdagangan internasional. Komoditi utama seperti emas dan minyak diperdagangkan dalam dolar A.S. di pasar internasional. Dolar A.S. juga menjadi cadangan mata uang dunia. Faktanya mayoritas cek bank A.S. dipegang di luar Amerika Serikat oleh warga non Amerika seperti yang biasa disebut eurodolar.
Mengapa US Dollar Menguat Saat Ini?
Untuk mengetahui alasan dibalik menguatnya dolar saat ini, kita harus kembali ke tahun 2009 silam saat bank sentral Amerika memulai program terbesar dalam sejarah ekoonomi dunia. The Fed menerbitkan uang untuk membeli obligasi dalam rangka menstimulasi resesi ekonomi yang hampir mati. Mereka berhasil menambahkan $ 3.5 triliun dalam neraca. Hasilnya tentu supply berlebih dolar di pasar internasional.
Uang yang dipompakan The Fed ke ekonomi A.S. menemukan jalan menuju pasar berkembang, untuk menjanjikan pertumbuhan yang lebih baik dan suku bunga yang lebih tinggi dari instrument pendapatan tetap. Nilai dolar jatuh terhadap mayoritas mata uang di dunia. Di tahun 2014 akhirnya the Fed memutuskan untuk menghentikan program ini sehingga membuat dolar menanjak.
Amerika Serikat
Dolar A.S. yang kuat pertama kali dan mayoritas akan berdampak pada negaranya sendiri. Konsumen A.S. mungkin merasa bahagia karena barang-barang impor akan menjadi lebih murah dan harga minyak juga ikut turun. Dolar yang menguat juga akan memperlambat inflasi yang memberikan the Fed jalan yang lebih lapang untuk melanjutkan kebijakan ekspansi keuangan.
Namun bagaimanapun juga, US dollar menguat menjadi selayaknya dua mata pisau. Sama halnya dengan barang-barang impor yang menjadi lebih murah di Amerika, maka barang-barang buatan Amerika menjadi lebih mahal untuk seluruh dunia. Ini berarti beberapa ekspor tidak akan kompetitif di pasar internasional. Padahal perusahaan Amerika Serikat yang bergantung pada pasar internasional seperti P&G, Apple, dan Johnson & Johnson setidaknya 40% pendapatan tahunannya berasal dari pasar internasional.
Perekonomian Berkembang
Di Amerika Latin, negara-negara berkembang seperti Brazil, Chili dan Venezuela akan menderita di bawah menguatnya dolar A.S. Negara-negara ini adalah eksportir komoditas. Harga komoditas di pasar internasional menggunakan dolar A.S. dan menguatnya dolar akan membuat harga komoditas melambung. Bagaimanapun negara pengimpor minyak mungkin bisa membuat perbedaan dengan menghemat minyak. Sebagai komoditas, harga minyak juga menurun dengan meningkatnya dolar.
Negara Eksportir Minyak dan Zona Euro
Rusia dan mayoritas eksportir minyak di kawasan Timur Tengah termasuk Saudi Arabia, Irak dan Iran sama-sama mengalami tekanan dari menguatnya dolar. Mata uang negara pengekspor minyak ini juga ikut jatuh terhadap dolar A.S.. Setali tiga uang dengan negara pengekspor minyak, negara-negara di zona euro mayoritas juga mendapat efek negatif dari menguatnya dolar A.S. meski begitu, dengan menguatnya dolar maka ini bagus untuk turis di Eropa yang mayoritas merupakan warga Amerika. Pancingan euro yang melemah tentu membuat pariwisata di Eropa lebih bergairah.