Dalam melakukan analisa di bisnis trading tentu peran indikator sangat penting. Secara umum indikator adalah suatu alat yang dapat memberikan informasi kepada trader dengan memetakan mengenai kondisi pasar yang terjadi saat ini. Selain itu indikator juga berfungsi untuk melakukan prediksi mengenai kondisi pasar selanjutnya sehingga memudahkan tarder dalam menentukan open posisi yang pas baik posisi buy maupun sell. Jenis indikator forex saat ini sangat beragam dan mencapai ratusan.
Masing-masing jenis indikator dalam bisnis trading dapat digunakan untuk melakukan analisa teknikal jika digunakan dengan benar. Namun anda tidak harus memahami dan memanfaatkan semua jenis indikator yang ada. Anda hanya perlu mengetahui macam indikator dan memilih indikator mana yang tepat untuk dijadikan jurus andalan anda dalam menjalani bisnis trading ini. Nah untuk itulah kali ini kita akan membahas tentang indikator ichimoku dan indikator RSI, kira-kira diantara keduanya mana ya yang lebih baik?langsung saja berikut penjelasannya:
Indikato Ichimoku dan indikator RSI
Sebelum menentukan mana yang lebih baik, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu apa itu indikator ichimoku dan indikator RSI
-
Indikator ichimoku
Indikator ichimoku adalah indikator yang digunakan untuk memperkirakan momentum harga dan menentukan level support dan resistance diwaktu yang akan datang. Umumnya indikator ini digunakan pada pair yang mencantumkan JPY sebagai pasangannya. Inti dari Ichimoku adalah keberadaan awan atau clout yang biasa disebut sebagai kumo dalam bahasa jepang. Titik resisten atau support dari pergerakan harga, seberapa tebal sup/res tersebut bahkan bagaimana trend yang terjadi dapat diketahui dengan awan atau kumo. Komponen lainnya yang menjadi konfirmator kuat tidaknya sebuah sinyal pergerakan adalah tankan sen, kijun send an chikou span.
Kumo dibatasi oleh dua garis yang dinamakan chikou span A dan Chikou span B atau nama lainnya up kumo dan down kumo. Kelebihan indikator ini dapat memberikan keuntungan yang stabil pada instrument keuangan manapun bagi mereka yang dengan gigih menginvestasikan waktu mereka untuk mempelajarinya. Sedangkan kekurangannya indikator ini memiliki eksternal dan konstruksi grafik yang rumit, sehingga membuat para trader khususnya pemula enggan menggunakan indikator ini
-
Indikator RSI
Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh J pada tahun 1978 pada bukunya new concepts in technical trading system. Indikator ini adalah indikator yang membandingkan momentum harga, yaitu antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik atau lose yang terjadi. Fungsi RSI adalah untuk mengetahui kondisi overbought atau oversold, divergence positif atau negative dam momentum pergerakan harga. Seperti indikator yang lain, RSI digunakan untuk mencari sinyal buy dan sell.
Ketika RSI sudah memasuki area overbought sinyal sell mulai dicari, sebaliknya sinyal buy dicari ketika RSI sudah memasuki area oversold. Ketika RSI turun dari area averbought dan berada di bawah 70 berarti konfirmasi untuk sinyal sell, sebaliknya ketika RSI naik dari area oversold dan berada di atas 30 berarti konfirmasi untuk buy. Kelebihan indikator RSI adalah kemunculan sinyal dari indikator RSI diikuti oleh pergerakan yang cukup panjang yang bisa dimanfaatkan para trader untuk mendapat profit yang banyak. Untuk kelemahan RSI jarang sekali memunculkan sinyal buy atau sell, sangat tidak cocok untuk trader yang agresif
Lebih baik mana Indikator Ichimoku vs Indikator RSI
Apabila kita melihat dari penjelasan diatas untuk anda yang termasuk seorang trader yang agresif dan menengah akan lebih baik menggunakan indikator Ichimoku. Hal ini karena indikator ini memperkirakan momentum harga serta menentukan level support dan resistance untuk pergerakan pasar selanjutnya. Dari sini anda akan bisa memprediksi keadaan pasar dan bisa segera menentukan posisi anda. Namun yang perlu anda ketahui untuk mempelajari indikator Ichimoku dibutuhkan ketekunan karena indikator ini memiliki konstruksi grafik yang rumit.
Sebaliknya jika anda adalah tipe trader yang kalem akan lebih baik bagi anda menggunakan indikator RSI. Hal ini karena jarangnya sinyal yang muncul dari indikator ini. Namun sekalinya indikator ini memunculkan sinyal akan selalu diikuti oleh pergerakan harga yang cukup panjang.