Para investor yang sudah terjun langsung ke pasar saham sepertinya tidak terlalu asing dengan indeks harga saham gabungan atau IHSG. Namun bagi masyarakat umum yang masih awam dengan dunia investasi dan trading pasti kurang terlalu paham dengan IHSG.
Untuk itulah kami membuat artikel ini untuk menjelaskan tentang pengertian indeks harga saham gabungan, beberapa fungsi penting dari indeks harga saham gabungan, dan apa saja faktor yang menyebabkan adanya perubahan nilai IHSG.
Berikut ini penjelasan lebih lengkap untuk Anda semua.
Pengertian Indeks Saham
Apa Itu Indeks Saham
Di berbagai pasar saham yang ada di dunia biasanya ada lebih dari 1 indeks di dalamnya. Misalnya saja di Amerika Serikat yang terdapat S&P 500, Dow Jones, dan NASDAQ. Sedangkan di Bursa Efek Indonesia terdapat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index, Indeks Sektoral dan Indeks Individual. Indeks yang kami sebutkan tersebut masuk dalam ketegori indeks yang utama, sedangkan indeks yang lain ada Kompas-100 dan Bisnis-27.
Indeks Harga Saham Gabungan mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada tanggal 1 April 1983, namun hari yang menjadi dasar perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Nilai dari IHSG akan menggambarkan rata-rata dari seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Selanjutnya ada LQ45 yang memperhitungkan indeks dari 45 saham unggulan yang cukup aktif di bursa saham. Lalu ada juga Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 saham pilihan yang sudah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI. Selanjutnya ada Indeks Sektoral yang memuat saham pada bidang bisnis tertentu dan terakhir ada Indeks Individual yang hanya memuat 1 saham saja.
Mengenal Fungsi Indeks Harga Saham Gabungan
Secara umum IHSG memiliki 3 manfaat utama yaitu sebagai penanda arah pasar, mengukur tingkat keuntungan, dan juga sebagai tolak ukur kinerja portofolio.
Mari kita bahas satu per satu dari 3 fungsi di atas.
1.Sebagai Penanda Arah Pasar
Bisa dikatakan bahwa indeks yang ada merupakan nilai yang mewakili rata-rata dari sekelompok saham. Dikarenakan IHSG menggunakan hampir semua saham yang ada di BEJ dalam perhitungannya, maka IHSG menjadi indikator kinerja yang paling utama. Secara sederhana, Anda bisa melihat kondisi pasar saham saat ini dengan melihat pergerakan angka yang ada di IHSG.
Saat IHSG yang ada cenderung meningkat, maka hal ini artinya harga-harga saham yang ada di BEI sedang mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya, saat IHSG menurun artinya harga saham di BEI sedang mengalami kemerosotan.
Hal yang perlu Anda perhatikan disini adalah persentase kenaikan dan penurunan IHSG biasanya berbeda dibandingkan dengan kenaikan atau pun penurunan harga di masing-masing saham. Ada masanya peningkatan dan penurunan di harga saham bisa melebihi atau bisa juga bergerak berlawanan dengan pergerakan angka di IHSG.
Dengan demikian angka-angka yang ada di dalam IHSG bisa digunakan sebagai indikator kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia. Saat IHSG mengalami pelemahan bisa menjadi pertanda bahwa perekonomian sedang melemah dan saat ini terjadi pemerintah biasanya akan mengeluarkan kebijakan yang berupaya menstabilkan ekonomi di dalam negeri.
2.Alat Ukur Tingkat Keuntungan
Dengan adanya IHSG, kita bisa dengan mudah menghitung secara rata-rata keuntungan berinvestasi di pasar saham. Misalnya saja seperti ini pada periode 5 tahun yang lalu IHSG memiliki nilai 1.400 dan saat ini nilainya mencapai 4.400. Dengan data ini kita bisa dengan mudah menghitung nilai investasi selama 5 tahun tersebut dengan cara (4400-1400)/1400 x 100% yang hasilnya 214%.
Dengan demikian rata-rata keuntungan yang bisa Anda dapatkan saat berinvestasi di pasar saham adalah 42,8% per tahun, dimana angka ini termasuk keuntungan yang didapatkan dari dividen.
Baca Juga: Hai Trader Forex! Perhatikan Dengan Baik Jam Buka dan Tutup Pasar
3.Bisa Digunakan Sebagai Tolak Ukur Portofolio
Misalnya saja Anda mempunyai reksadana dan juga portofolio saham, dengan demikian Anda bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG yang ada. Berdasarkan contoh di atas dengan IHSG yang naik 214%, maka saat kinerja portofolio di bawah angka tersebut sebaiknya Anda mulai berganti strategi.
Portofolio saham yang kami maksudkan di atas merupakan kumpulan dari aset investasi berupa saham yang dimiliki oleh perseorangan atau pun perusahaan.
Saat kenaikan yang terjadi di IHSG lebih tinggi dari kenaikan portofolio investor atau manajer investasi, maka portofolio yang dikelola kurang baik. Sebaliknya saat kenaikan IHSG lebih rendah dari kenaikan portofolio investasi, maka kinerja porofolio bisa dianggap baik.
Anda juga tetap harus berhati-hati saat akan menggunakan IHSG sebagai patokan, sebab ada patokan lain yang bisa Anda gunakan selain IHSG.
Baca Juga: Trader Pemula: Ini Cara Membaca Candlestick Layaknya Profesional!
Kesimpulan
Dari penjelasan yang sudah kami sampaikan di atas dapat diketahui bahwa IHSG merupakan nilai yang menunjukan rata-rata kinerja saham yang ada di BEI. IHSG menjadi indikator utama yang dimanfaatkan oleh para trader atau investor yang bermain di pasar saham. Secara umum ada 3 manfaat utama yang bisa didapatkan dari IHSG yaitu digunakan sebagai tolak ukur portofolio, alat ukur tingkat keuntungan yang didapatkan, dan juga penanda arah pasar.
Semoga informasi yang sudah kami sampaikan di atas bisa bermanfaat dan memberikan banyak inspirasi kepada Anda semua yang telah membacanya.
Jika ada penjelasan yang kurang dimengerti, silahkan saja bertanya kepada kami melalui kolom komentar yang ada di bawah ini.
Baca Juga: Dibandingkan Investasi Lainnya, Ini 10 Kelebihan Investasi Forex!