Sebagai seorang trader tentunya anda sudah pernah mengalami pahitnya merugi karena pergerakan pasar yang tidak terduga. Misalnya tiba-tiba muncul sebuah sinyal Sell dari pola candlestick Bearish, namun harga malah berubah arah menjadi naik. Kondisi seperti ini biasanya dikenal dengan jebakan market atau Trading Trap. Untuk lebih jelasnya, anda dapat menyimak secara langsung penjelasan dibawah ini!
Penyebab Munculnya Jebakan Trading Bear Trap
Sebenarnya pergerakan harga adalah cerminan dari perubahan dari keseimbangan antara penawaran dan permintaan, jadi wajar saja apabila harga kadang bergerak secara acak. Hal ini karena, adanya keseimbangan tersebut yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk itulah sebagai seorang trader, anda dituntut supaya bisa membaca arah dari pergerakan harga. Tujuannya adalah supaya anda dapat membukukan keuntungan anda secara teratur ke dalam kolam ekuitas anda.
Untuk memrediksi arah harga, pada umumnya anda bisa mengandalkan sinyal trading. Sinyal trading ini merupakan hasil yang diperoleh dari analisa teknikal. Pada analisa teknikal, trader akan menggunakan bermacam-macam tools atau indikator untuk mengantisipasi pergerakan harga. Salah satu contoh pola candlestick yang sering digunakan sebagai andalan trader untuk mendapatkan sinyal Sell adalah pola candlestick Bearish.
Meski begitu, sinyal trading ini juga memiliki kelemahan yaitu memiliki kemungkinan prediksi dari arah harga tersebut akan meleset. Bahkan candlestick dengan tingkat akurasi tinggipun belum tentu bisa menjamin ketepatan sinyal tersebut sebanyak seratus persen. Hal ini karena, teori tidak selalu bisa berjalan selaras dengan kenyataannya. Begitupun dengan akurasi dari sinyal trading di masing-masing pola candlestick Bearish. Meski begitu, bukan berati pola-pola itu tidak ada gunanya ataupun harus anda hindari. Malah sebaliknya, anda pantas untuk mempertimbangkan metode-metode untuk menyaring validitas sinyal trading dan menggurangi resiko dari setiap pembukaan posisi.
Cara Trading Dengan Pola Bear Trap
Trading ini jika dianalogikan, bisa disamakan dengan mengendarai sebuah kendaraan. Setiap anda berkendara tentunya ada saja resiko yang mungkin bisa mengintai anda. Nah kalau anda ingin aman, sebisa mungkin anda wajib untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Dari analogi sederhana ini, bisa diambil kesimpulan jika resiko sebenarnya merupakan bagian dari trading.
Hanya saja anda perlu mengarisbawahi jika kentungan yang anda dapatkan haruslah lebih besar dari resiko yang anda hadapi. Hal ini bermanfaat untuk mempertahankan perkembangan ekuitas dari akun trading anda. Untuk itulah tahap pertama yang bisa anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah, dengan memastikan dahulu validitas sinyal trading sebelum melakukan open posisi. Anda bisa melakukannya dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
-
Mengetahui Kondisi Trend Market Secara Umum
Kondisi tren, pada umumnya bisa langsung dikenali dengan mudah lewat pergerakan harga yang terlihat pada grafik trading. Dalam kondisi Uptrend, biasanya harga akan mencetak nilai tinggi yang akan secara terus menerus meninggi, sebaliknya selama terjadi Downtrend, harga akan terus menurun samapai dengan nilai rendah berjenjang. Sederhananya anda bisa memanfaatkan peluang Sell saat pasar sedang dalam kondisi Downtrend. Sebaliknya melakukan Buy saat market sedang dalam kondisi Uptrend.
Sebagai tambahan, kebanyakan trader akan menghindari kondisi pasar yang Sideaway karena pergerakan harganya dianggap tak menentu arahnya. Namun sebenarnya kondisi sideaway, bisa dimanfaatkan dengan kemunculan sinyal Breakout untuk mendapatkan keuntungan yang besar saat tren baru akan terbentuk di ujung masa Sideaway. Hal ini karena biar bagaimanapun, masa Sideaway akan selalu diawali dengan pembentukan trend dan ini merupakan hal yang sudah umum dipahami sebagai siklus trend umum di pasar Forex.
-
Mengetahui Letak Support dan Resistance
Mengidentifikasi letak dari Support dan Resisitance bisa dibilang hal yang sangat penting. Dengan patokan letak dari Support dan Resistance anda dapat menegetahui dan menentukan waktu yang tepat untuk open dan close posisi.
-
Menentukan Timeframe yang Tepat
Timeframe ini, memiliki hubungan yang erat dengan kecenderungan anda dalam mempertahankan posisi terbuka. Apabila timeframe semakin besar, artinya semakin lama juga posisi bisa dibiarkan terfloating untuk mencapai target profit. Hal ini karena, semakin besar suatu timeframe, maka akan semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk mencetak satu candlestick yang membuat akurasinya relatif lebih tinggi. Inilah yang menjadi alasan, kenapa kebanyakan trader akan menahan posisinya lebih lama di timeframe besar. Sebaliknya pada timeframe kecil, akurasi dari sinyalnya relatif lebih kecil karena barisan candlenya lebih cepat muncul.
-
Gunakanlah Konfirmasi Dari Indikator Pendukung Lain
Pada umumnya sistem trading adalah, tentang menginkorporasikan lebih dari satu indikator. Tujuannya adalah supaya bisa menghasilkan sinyal trading yang memiliki akurasi yang tinggi. Jadi akan lebih baik jika anda menggunakan lebih dari satu indikator untuk menghasilkan sinyal trading.
-
Adanya Rilis Berita Berdampak Tinggi
Meski anda menggunakan sistem trading yang hanya mengandalkan analisa teknikal saja, bukan berarti anda bisa menghindari faktor-faktor fundamental. Hal ini karena pergerakan pasar adalah reaksi pasar terhadap dinamika fundamental dari pair-pair tertentu. untuk mengetahui jadwal rilis berita yang berdampak tinggi anda bisa menggunakan kalender forex