Strategi merupakan salah satu keberhasilan trading dan jenisnya juga beragam. Sayangnya, tidak ada ilmu atau guru yang memberikan pernyataan dan bukti pasti mana yang terbaik diantara semua strategi tersebut. Trader hanya bisa mempelajari tekniknya dan hasil dari penerapan yang dilakukan oleh trader lainnya. Jika satu strategi A cocok untuk trader A, tidak menutup kemungkinan strategi ini malah tidak bekerja pada trader B. Kalau di urutkan, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu strategi.
Strategi Trading Time Frame Rendah
Salah satu contohnya adalah keberhasilan trader yang menerapkan time frame daily trading hingga D-4. Alasannya adalah agar tidak terjebak dalam posisi yang ditampilkan saat itu. Hal ini karena trading dengan time frame yang rendah di katakan memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan daily trading. Padahal, seperti yang diketahui sebelumnya jika tidak ada ahli atau ilmu yang menyatakan kepastian strategi mana yang paling tepat untuk mendapatkan profit. Ini membuka kemungkinan jika strategi trading dengan time frame rendah juga bisa menghasilkan profit.
Ada beberapa trader yang memilih trading dengan strategi trading time frame rendah. Salah satunya adalah strategi scalping. Strategi scalping merupakan trading dengan time frame rendah yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu yang cepat. Strategi ini populer dikalangan trader Indonesia meskipun keuntungan yang dihasilkan bisa dihitung sedikit kisaran 5-15 pips. Hal ini tentu tidak sebanding dengan strategi trading time frame tinggi yang mampu menghasilkan keuntungan 20-1000 pips.
Cara untuk mengkompensasi rendahnya keuntungan rata-rata posisi trader biasa menyiasatinya dengan memperbesar lot yang digunakan tiap kali trading. Cara lainnya bisa dengan meningkatkan frekuensi trading. Scalper bisa dilakukan dengan membuka-tutup posisi hingga ratusan kali dalam sehari. Namun, trader scalper harus memahami jika strategi ini membutuhkan ketepatan dan konsentrasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan pasar forex yang bergerak dengan frekuensi yang tinggi. Jadi anda harus fokus dengan trading yang dilakukan.
Ada beberapa faktor yang perlu anda perhatikan sebelum trading scalping.
- Pastikan perangkat trading anda tersambung dengan internet yang memiliki kecepatan yang stabil.
- Anda telah mendaftar ke broker yang memperbolehkan scalping. Biasanya broker tersebut sudah memiliki sistem ECN, gratis biaya komisi dan memiliki floating spread mulai dari 0 pips.
- Gunakan pair mata uang yang volatilitas tinggi namun spreadnya rendah seperti EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD dan AUD/USD.
- Memiliki sistem trading yang berfungsi pada time frame rendah.
Selain karena besarnya resiko yang mungkin didapatkan ketika trading dengan time frame rendah, ternyata masih ada beberapa hal yang mungkin menjadi kekurangan dari teknik scalping, diantaranya:
- Strategi ini sangat beresiko terutama bagi mereka trader pemula.
- Jika anda menargetkan profit dalam jumlah kecil, maka akan mudah. Namun profit ini mudah berubah atau tidak konsisten.
- Karena time frame yang rendah, biaya trading bisa sangat tinggi. Trader juga perlu waspada terjadinya perlebaran spread saat pasar sedang volatile.
Strategi Scalping beserta Indikatornya
Agar strategi scalper dapat menghasilkan profit maka dalam penggunaannya membutuhkan kombinasi bersama indikator yang tepat. Dari beberapa kombinasi indikator yang bisa digunakan, berikut 3 diantaranya:
-
Strategi Scalping dan indikator Stochastics
Teknik scalping yang dipadukan dengan indikator ini merupakan salah satu yang terkenal dan banyak dibicarakan dikalangan para trader. Scalping dengan menggunakan MA tidak bisa digunakan pada semua pair mata uang karena jika mata uang yang digunakan memiliki pergerakan yang pelan maka sinyalnya juga akan minim. Hanya pasangan mata uang dengan fluktuasi tinggi seperti pada trading London dan New York yang menerima strategi ini.
-
Strategi Scalping dan Bollinger Band
Teknik ini juga bisa dibilang umum dikalangan trading time frame rendah. Disarankan untuk menggunakan time frame M1 atau M5 pada kondisi pasar sideways. Setelah Bollinger Band terpasang maka akan ada kecenderungan untuk sinyal berbalik. Oleh sebab itu, ketika harga menyentuh garis bawah Bollinger maka merupakan sinyal untuk buy dan ketika menyentuh garis atas Bollinger maka ini adalah sinyal buy.
-
Strategi Scalping dengan Parabolic SAR
Strategi ini hampir sama dengan strategi sebelumnya, hanya saja sinyal ini tepat jika digunakan pada pasar yang sedang trading. Ketika sinyal bergerak naik di atas Parabolic SAR maka ini sinyal Buy. Sedangkan ketika harga berada di BAWAH Parabolic SAR maka merupakan sinyal Sell.